Saya dan anak saya ingin menjalani sendiri bagaimana rasanya naik sleeper bus dari Ha Noi ke Vientiane, yang kata para Traveller disebut sebagai Jalur Neraka. Data yang saya kumpulkan dari internet tentang perjalanan menembus perbatasan Vietnam dengan Laos lewat jalan darat cukup menarik untuk dicoba. Bahkan ada laporan dari seorang Traveller wanita yang mengatakan tidak akan mengulangi lagi jalur tersebut. Sebuah pesan memberi informasi bahwa naik pesawat terbang merupakan solusi cerdas dalam menghemat waktu. Berbagai informasi tersebut membuat saya harus mencoba, sejauh mana benar dan salahnya informasi tersebut.
Saya bermalam di daerah Backpacker, Old Quarter, sebuah kawasan didekat danau Hoan Kiem yang hiruk-pikuk.
Lokasi yang hiruk-pikuk didaerah Backpacker Old Quarter didekat danau Hoan Kiem
Danau Hoan Kiem sendiri cukup tenang dengan cuaca yang selalu sejuk
Jangan kawatir untuk yang suka ke-"belakang". Ada Kamar Kecil Portable. Diseberang ada gedung tempat pementasan wayang air, pertunjukkan tradisional yang menjadi megah dan konsumsi turis.
Untuk melanjutkan perjalanan saya menuju Laos, saya memesan tiket bus disalah satu agen perjalanan yang sangat banyak tersebar di jalan-jalan Old Quarter.
Dikawasan ini cukup banyak Travel Biro yang menawarkan wisata ke berbagai tujuan di Ha Noi bahkan diluar kawasan Ha Noi.
Saya masuk kebeberapa tempat yang mengiklankan dirinya menjual tiket bus dari Ha Noi menuju ke Laos. Kelihatannya yang populer tujuan Laos adalah Vientiane sebagai Ibu Kota Laos dan berbatasan dengan Thailand serta Louang Prabhang. Louang Prabhang sendiri adalah sebuah kota yang dilindungi oleh Unesco dan merupakan Kota Budaya Warisan Dunia.
Dalam bahasa Vietnam jangan harap menemukan Vientiane dan Louang Prabhang seperti ejaan yang kita kenal. Di sini yang ada Vieng Chan untuk Vientiane dan Luong Pha Bang untuk Louang Prabhang. Awalnya saya ya ngah-ngoh .... kok tidak ada Vientiane pada listing tujuan mereka.
Akhirnya nemu juga sebuah travel biro yang memberikan harga agak "reasonable", setelah tawar menawar saya menyetujui harga yang diminta USD 26,- per-orang sehingga untuk dua orang, saya dan anak, saya membayar USD 52,- dengan jaminan jam 17.00 akan dijemput didepan agen perjalanan tersebut.Sebelum jam 17.00 saya sudah bersiap didepan agen yang bersangkutan, dan tepat jam 17.00 saya dijemput. Pikiran saya, saya ini dijemput bus atau apa gitu, lha kok ternyata yang menjemput seorang laki-laki naik sepeda motor sambil berteriak-teriak dengan bahasa planet. Mau tidak mau ya terpaksa saya mengikuti manusia ini sambil sedikit berlari. Bagaimana tidak lha sementara saya berjalan, dia naik sepeda motor, maka untuk tidak ketinggalan saya terpaksa agak berlari, kasihan anak saya yang baru sembuh dari patah kaki terpaksa ikut berlari. Ternyata bersamaan dengan saya sudah ada beberapa pemuda-pemudi Australia dan seorang Jerman yang juga berlari mengikuti orang tersebut. Kami dikumpulkan didepan apotik, toko jual obat sekitar 300 meter dari agen perjalanan saya. Didepan apotik tersebut ternyata juga sudah berkumpul beberapa traveller laki-laki perempuan, kemudian kami semua digiring kedepan hotel Elizabeth, disana telah siap mini bus. Walaaaahhhhh....ternyata travel biro yang menjual tiket bus itu tidak lebih dari kepanjangan tangan si-orang yang naik sepeda motor ini. Makanya kok saya hanya menerima tanda terima uang saja ,...... apa nama bus-nya ya tidak ada. Kami semua diminta masuk kedalam mini bus, ukuran mini bus tidak cukup untuk semua penumpang, terpakasa seorang pemuda Australia harus jongkok didekat saya. Pemuda ini dengan rombongannya senang sekali bergurau, jadi meskipun tersiksa dia terus tertawa. Meskipun kelihatan tidak masalah, namun ini merupakan service yang tidak bagus. Pemuda yang jongkok didepan saya tadi tiap kali akan berdiri, karena lelah, disuruh oleh sopir mini bus untuk kembali jongkok. Kelihatannya sang sopir takut dengan polisi Hanoi yang sore itu cukup ketat mengawasi jalan raya yang sangat amat padat. Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, mini bus sampai disebuah terminal bus. Tetapi mini bus tidak masuk kedalam terminal, namun berhenti dibelakan terminal tersebut. Kembali kita semua diterlantarkan ditepi jalan yang mulai gelap. Kejadian ini menarik perhatian polisi, akhirnya sopir yang tadi takut polisi sekarang benar-benar berurusan dengan polisi. Posisi mini bus dipotret dan sang sopir dimarahi. Laaahhhh berangkat tidak ini ......
Agak lama kemudian pria yang tadi menjemput saya datang, sekarang kelompok kami dipisah menjadi dua. Ada kelompok dengan tujuan Luang Prabang dan kelompok dengan tujuan Vientiane. Setelah menunggu lama dan hari benar-benar gelap kelompok saya dengan tujuan Vientiane diajak masuk terminal yang ternyata terminal tersebut adalah Terminal Bus Nuoch Ngam, kali ini pria itu agak sopan, dia ikut berjalan sambil menuntun sepeda motornya.
Kami digiring dibawa ketempat penjualan tiket bus ..... paspor diminta dimasukkan ke loket .... yaaaaa..... mungkin saja tadi itu kita diterlantarkan diluar terminal karena si calo itu masih cari bus yang bisa di-negosiasi....celaka .... tapi kok ya orang banyak.
Akhirnya dapet ginian:
Tiket bus seharga VND 500.000,- atau $ 22,25.
Selanjutnya digiring masuk bus, sebelum naik kebelakang yang namanya sepatu atau sandal harus dilepas dan dimasukkan tas kresek.
Jam 19.04 bus mulai meninggalkan terminal Nuoch Ngam menuju perbatasan Vietnam dengan Laos. Beberapa kali bus berhenti untuk menaikkan penumpang diluar terminal, akhirnya bus dengan 40 penumpang menjadi bertambah banyak, karena lorong antar tempat tidur juga menjadi tempat tidur penumpang. Kondisi ini juga terjadi di tingkat kedua bus, sehingga bagian dalam bus sudah tidak layak sebagai sebuah sleeper bus. Sepanjang jalan hujan turun, meskipun tidak deras namun karena hujan yang berkepanjangan mengakibatkan jalanan menjadi becek oleh air yang bercampur lumpur.
Backpacker's Note:
Sebaiknya pergi ke Terminal Bus Nuoch Ngam dan membeli tiket bus disana. Saya yakin pasti banyak jenis pilihan bus yang dapat kita tumpangi menuju Laos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar