Traveller service that includes, as part of the package, travel by scheduled train service.
Surabaya Pasar Turi - Jakarta Pasar Senen - Tanah Abang - Rangkasbitung - Merak.
Episode : Merak
Sudah lama tersimpan didalam pikiran saya untuk berkelana naik kereta api mengunjungi kota-kota yang berada di Pulau Jawa Sebagian pelosok Asean sudah saya kunjungi, di-usia yang terus menapak naik ini, ganti sekarang untuk mengunjungi sebagian pelosok Pulau Jawa. Sebagai Backpackers berkunjung kesebuah tempat mempunyai arti dan makna yang besar.
Episode 1: https://ikutsangsurya.blogspot.com/2024/01/travelling-by-train.html
Episode 2: https://ikutsangsurya.blogspot.com/2024/01/travelling-by-train-2.html
Episode 3: https://ikutsangsurya.blogspot.com/2024/01/travelling-by-train-3.html
Sebenarnya sangat disayangkan kalau saya ke Merak ini hanya sekedar mampir di halaman stasiun saja. Sebab Commuter Line Merak yang saya tumpangi berangkat dari Rangkas Bitung jam 13.50 masuk stasiun Merak jam 15.35. Kereta api ini akan kembali ke Rangkas Bitung Jam 16.20, jadi saya hanya mampir paling lama 40 menit dikurangi proses unboarding dan boarding. Sebenarnya ada kereta yang berangkat lebih pagi, namun bangun paginya sudah terlalu siang, dan untuk pulang ke Rangkas Bitung dengan kereta yang lebih malam, saya takut di Jakarta kesulitan kembali ke hotel di Pasar Senen.
Saat kereta api masuk stasiun Merak, ada penumpang yang bertanya pada petugas, apa bisa turun kearah kiri kereta ?. Oleh petugas dijawab, jangan, peronnya buntu, yang ada cuma kapal. Berdasar perkataan itu saya tidak melihat kearah stasiun tapi justru kearah kiri dari datangnya kereta.
Stasiun Merak menurut lokasinya berada didalam lingkungan ASDP, jadi tidak heran kalau lokasi stasiun Merak berada ditepi laut. Menurut cerita-cerita pendahulu, pernah ada lokomotif yang akan tercebur kedalam laut saat akan masuk kedalam turn table (saat ini bekas turn table tersebut sudah hilang tak berbekas). Saya melihat ada semacam halte diperon dan disebelahnya ada tangga masuk kedalam area masuknya penumpang kapal. Kata salah satu orang yang ada disitu, dulu kalau penumpang kereta api hendak menyeberang masuk lewat bangunan itu dengan lebih dahulu membeli tiket pas pelabuhan.
Mengikuti arus penumpang yang turun saya ikut keluar stasiun .... horeeee ... saya sekarang berada di ujung barat rel kereta api aktif di Pulau Jawa.
Untuk keluar ke jalan besar, ternyata tidak langsung ada didepan stasiun seperti pada umumnya., Stasiun Merak dipagar tinggi dengan menggunakan plat beton fabrikasi. Untuk keluar kejalan raya harus menyusuri jalan yang berada disepanjang tembok beton. Karena takut ketinggalan kereta maka saya urungkan niat ingin melihat pelabuhan Merak.
Dari pagar pembatas yang ada saya masih dapat melihat pembangunan disektor pelabuhan Merak.
Rel yang terbentang didepan stasiun terus menyeberang jalan menuju bangunan yang terlihat.
Kendaraan besar-besar turun dari kapal penyeberangan dan keluar dari pelabuhan.
Melihat situasi stasiun, benar juga keputusan pemerintah untuk menutup sementara saat hari raya Iedul Fitri tahun kemarin. Sebab dapat dibayangkan bagaimana arus manusia dan kendaraan turun dan naik kekapal. Saat hari raya kemarin commuter line Merak hanya sampai Cilegon. Mungkin dari situasi ini tersebar wacana kalau stasiun Merak akan direlokasi keluar dari area pelabuhan. Kata penduduk Merak, kendaraan cat merah itu adalah angkutan umum dari Cilegon ke Pelabuhan Merak. Dalam kondisi normal taripnya Rp. 10.000,- (padahal commuter line Rangkas Bitung - Merak hanya Rp. 3.000,-)
Masih banyak yang ingin saya lihat, namun dari dalam stasiun sudah terdengar berita untuk penumpang kalau sebentar lagi commuter line Merak akan diberangkatkan dari peron 1 menuju Rangkas Bitung.
Bergegas saya naik, tepat waktu kereta api meninggalkan stasiun Merak. Belum puas memang, sebab hanya sekedar singgah beberapa puluh menit. Tetapi bagaimanapun juga saya sudah mengibarkan bendera diujung barat rel kereta api di pulau Jawa. Salam sehat untuk semua pencinta kereta api seperti saya.