Bus yang saya tumpangi dalam perjalananya selalu berhenti dan kembali menaikkan penumpang, akhirnya setelah penuh dan mata saya sudah terbiasa dengan kegelapan. Ternyata bagian belakang bus dipenuhi dengan foreigner sedangkan bagian depan adalah penduduk lokal yang ramainya bukan main.
Mendekati atau hampir jam 10 malam mungkin, bus melambat dan berhenti disebuah rumah makan.
Penumpang disuruh turun dengan menggunakan bahasa lokal, pokoknya bagian depan beranjak turun ya saya ikut turun sekalian mau buang hajat. Dari sini saya akhirnya tahu bahwa ini bukan bus yang dikhususkan untuk foreigner, tetapi bus umum yang memang melayani trayek Vietnam - Laos.
Yang dinamakan "kamar kecil" sama sekali tidak rekomended, berada disisi rumah makan dekat dengan tempat barang-barang yang mungkin tidak digunakan lagi. Sementara itu hujan yang tidak pernah berhenti membuat halaman rumah makan itu menjadi becek dan kotor.
Ada bangunan kotak-kotak seperti ini, dibagian dalam ada lubang tanpa ada persediaan air .....hehehehe.
Dari papan nama yang ada diatas rumah makan, saya baca bahwa posisi saat ini bus berada di kota Ninh Binh, sebuah kota kecil sejarak 100 Km arah selatan Ha Noi .... masih di Vietnam.
Dijalanan cukup banyak kendaraan komersial maupun bus yang lewat dengan kecepatan tinggi didepan rumah makan tempat saya berhenti.Tidak ada satupun kendaraan yang lewat itu bersih, semua berlapis lumpur tanah liat.
Kalau dilihat ini adalah peta dari sebagian perjalanan malam ini, dari Ha Noi, istirahat di Ninh Binh lewat kota Vinh akhirnya masuk perbatasan di Cau Treo. Perjalanan sejauh 400 Km, jadi dari saat istirahat ini saya masih harus menempuh perjalanan 300 Km lagi.
Kira-kira jam 22.30 bus berangkat lagi, perjalanan lanjutan, saya mencoba untuk tidur, meskipun goncangan bus sangat terasa keras dibagian belakang.
Hari masih gelap ketika bus melambat dan berhenti kemudian mematikan mesin .... awak bus berteriak ..... border .....border .....namun penumpang dibagian depan belum ada yang turun, ada yang masih mendengkur. Kondisi dalam bus yang penuh sesak tidak memungkinkan penumpang belakang keluar kalau penumpang depan belum bangun. Lorong bus dijadikan tempat tidur penumpang yang naik diluar terminal, ternyata waktu masih menunjukkan pukul 05.30 pagi hari.
(Belakangan saya akhirnya tahu kalau penumpang lokal belum turun karena Imigrasi baru buka jam 07.00).
Setelah diluar bus terang, seorang demi seorang penumpang depan mulai turun, di-ikuti deretan lain sehingga sayapun juga ikut turun.
Pertama turun saya melihat ada warung makan dan ada tulisan Indonesia, terharu juga perasaan ini. Ditengah antah berantah ternyata nama negara kita ditulis orang, meskipun saat itu orang Indonesia cuma saya dan anak saya.
Ternyata disamping bus yang saya tumpangi, diluar sudah banyak bus lain, truck besar-besar, mobil pribadi yang antri imigrasi. Sementara imigrasinya baru buka jam 07.00, saat ini palang pintunya masih belum dibuka.
Jam 07.00 palang pintu dibuka, berbondong-bondong orang yang tadi duduk-duduk jongkok berdiri dan berduyun masuk kedalam.
Karena takut membuat gambar, maka saya ambil gambar diatas dari Google, namun tidak mengurangi kejadian saat saya juga antri imigrasi untuk mendapatkan cap "Departure" di paspor saya. Berbeda dengan imigrasi yang pernah saya lewati, disini paspor ditumpuk kemudian diproses diloket pertama dan kita disuruh tunggu panggilan. Sementara itu para calo paspor membawa setumpuk paspor dan dimasukkan kedalam loket, ... lalu ada lagi .... brukkk....paspor setumpuk lagi......saya jadi heran orangnya itu mana?? kok hanya paspornya saja. Paspor dilempar ke loket nomor 2, pemilik dipanggil dan diharuskan bayar $ 1,-. Apa lagi ini, petugas bilang kalau saya harus bayar "Stamp Fee". Wee...lhhhhaaaa.....ini kan hari Sabtu, Sabtu dan Minggu dan hari libur anda harus bayar stamp fee. Selesai bayar tunggu di loket nomor tiga, saya lihat paspor discan dan di stempel departure diberi tanggal lalu di-oret2 ......Saat ada panggilan mulai timbul kekacauan, ternyata orang Vietnam sama dengan kita. Mereka juga tidak bisa membedakan ras, seperti kita kalau lihat orang Timur Tengah, semua disebut Arab. Semua orang Eropa, Amerika, Australia jadi Londo dan semua kulit hitam jadi Negro.......Ini juga saat Backpacker dari Australia yang se-bus dengan saya mulai dipanggil, petugasnya tidak percaya .... mungkin tampilan fotonya sama semua .... sama Londo-nya.....akhirnya si Londo mengeluarkan KTP masing-masing untuk membuktikan nama-nya ..... yo...salah sendiri wong paspor kok ditumpuk. Saat giliran saya dan anak saya, ya mudah .... mudah sekali mereka membedakan wajah saya dengan anak saya ..... hehehe.... Asean......... same-same...
Selesai proses imgrasi saya serombongan mau masuk lagi ke dalam bus .... tapi ditolak oleh mereka sambil mengacungkan tangannya dan berteriak ....Laos......Laos.....
Ternyata semua penumpang bus yang lain juga begitu, bus-nya kosong setelah melewati pemeriksaan, mereka bergerak menuju imigrasi Laos .....ini dia saya harus berjalan melewati daerah "no man's land" ......
Mendekati atau hampir jam 10 malam mungkin, bus melambat dan berhenti disebuah rumah makan.
Penumpang disuruh turun dengan menggunakan bahasa lokal, pokoknya bagian depan beranjak turun ya saya ikut turun sekalian mau buang hajat. Dari sini saya akhirnya tahu bahwa ini bukan bus yang dikhususkan untuk foreigner, tetapi bus umum yang memang melayani trayek Vietnam - Laos.
Yang dinamakan "kamar kecil" sama sekali tidak rekomended, berada disisi rumah makan dekat dengan tempat barang-barang yang mungkin tidak digunakan lagi. Sementara itu hujan yang tidak pernah berhenti membuat halaman rumah makan itu menjadi becek dan kotor.
Ada bangunan kotak-kotak seperti ini, dibagian dalam ada lubang tanpa ada persediaan air .....hehehehe.
Dari papan nama yang ada diatas rumah makan, saya baca bahwa posisi saat ini bus berada di kota Ninh Binh, sebuah kota kecil sejarak 100 Km arah selatan Ha Noi .... masih di Vietnam.
Dijalanan cukup banyak kendaraan komersial maupun bus yang lewat dengan kecepatan tinggi didepan rumah makan tempat saya berhenti.Tidak ada satupun kendaraan yang lewat itu bersih, semua berlapis lumpur tanah liat.
Kalau dilihat ini adalah peta dari sebagian perjalanan malam ini, dari Ha Noi, istirahat di Ninh Binh lewat kota Vinh akhirnya masuk perbatasan di Cau Treo. Perjalanan sejauh 400 Km, jadi dari saat istirahat ini saya masih harus menempuh perjalanan 300 Km lagi.
Kira-kira jam 22.30 bus berangkat lagi, perjalanan lanjutan, saya mencoba untuk tidur, meskipun goncangan bus sangat terasa keras dibagian belakang.
Hari masih gelap ketika bus melambat dan berhenti kemudian mematikan mesin .... awak bus berteriak ..... border .....border .....namun penumpang dibagian depan belum ada yang turun, ada yang masih mendengkur. Kondisi dalam bus yang penuh sesak tidak memungkinkan penumpang belakang keluar kalau penumpang depan belum bangun. Lorong bus dijadikan tempat tidur penumpang yang naik diluar terminal, ternyata waktu masih menunjukkan pukul 05.30 pagi hari.
(Belakangan saya akhirnya tahu kalau penumpang lokal belum turun karena Imigrasi baru buka jam 07.00).
Setelah diluar bus terang, seorang demi seorang penumpang depan mulai turun, di-ikuti deretan lain sehingga sayapun juga ikut turun.
Pertama turun saya melihat ada warung makan dan ada tulisan Indonesia, terharu juga perasaan ini. Ditengah antah berantah ternyata nama negara kita ditulis orang, meskipun saat itu orang Indonesia cuma saya dan anak saya.
Ternyata disamping bus yang saya tumpangi, diluar sudah banyak bus lain, truck besar-besar, mobil pribadi yang antri imigrasi. Sementara imigrasinya baru buka jam 07.00, saat ini palang pintunya masih belum dibuka.
Jam 07.00 palang pintu dibuka, berbondong-bondong orang yang tadi duduk-duduk jongkok berdiri dan berduyun masuk kedalam.
Karena takut membuat gambar, maka saya ambil gambar diatas dari Google, namun tidak mengurangi kejadian saat saya juga antri imigrasi untuk mendapatkan cap "Departure" di paspor saya. Berbeda dengan imigrasi yang pernah saya lewati, disini paspor ditumpuk kemudian diproses diloket pertama dan kita disuruh tunggu panggilan. Sementara itu para calo paspor membawa setumpuk paspor dan dimasukkan kedalam loket, ... lalu ada lagi .... brukkk....paspor setumpuk lagi......saya jadi heran orangnya itu mana?? kok hanya paspornya saja. Paspor dilempar ke loket nomor 2, pemilik dipanggil dan diharuskan bayar $ 1,-. Apa lagi ini, petugas bilang kalau saya harus bayar "Stamp Fee". Wee...lhhhhaaaa.....ini kan hari Sabtu, Sabtu dan Minggu dan hari libur anda harus bayar stamp fee. Selesai bayar tunggu di loket nomor tiga, saya lihat paspor discan dan di stempel departure diberi tanggal lalu di-oret2 ......Saat ada panggilan mulai timbul kekacauan, ternyata orang Vietnam sama dengan kita. Mereka juga tidak bisa membedakan ras, seperti kita kalau lihat orang Timur Tengah, semua disebut Arab. Semua orang Eropa, Amerika, Australia jadi Londo dan semua kulit hitam jadi Negro.......Ini juga saat Backpacker dari Australia yang se-bus dengan saya mulai dipanggil, petugasnya tidak percaya .... mungkin tampilan fotonya sama semua .... sama Londo-nya.....akhirnya si Londo mengeluarkan KTP masing-masing untuk membuktikan nama-nya ..... yo...salah sendiri wong paspor kok ditumpuk. Saat giliran saya dan anak saya, ya mudah .... mudah sekali mereka membedakan wajah saya dengan anak saya ..... hehehe.... Asean......... same-same...
Selesai proses imgrasi saya serombongan mau masuk lagi ke dalam bus .... tapi ditolak oleh mereka sambil mengacungkan tangannya dan berteriak ....Laos......Laos.....
Ternyata semua penumpang bus yang lain juga begitu, bus-nya kosong setelah melewati pemeriksaan, mereka bergerak menuju imigrasi Laos .....ini dia saya harus berjalan melewati daerah "no man's land" ......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar