Tentu saja peta di-atas jangan sampai dilupakan, perjalanan dilanjutkan ke obyek nomor 5, yaitu Museum Perang.
Oh...ya...belum mengikuti yang pertama jalan-jalan saya .... klik disini dulu ....
Ini adalah museum kenangan dijaman perang Vietnam yang berkepanjangan itu, yang kemudian menjadi ilham untuk membuat film yang dibintangi C. Noris dalam serial Missing In Action.
Jangan lupa beli tiket lho yaaa.....
Hiiii ....ayo cepat pindah obyek .......
Gereja yang diatas pintu masuknya ada tulisan tahun 1880. Kata orang, batu merahnya saja didatangkan dari Paris. Niihhh kata Wikipedia, simak sendiri yaaaa ....Notre-Dame Cathedral Basilica of Saigon (Vương cung thánh đường Chính tòa Đức Bà Sài Gòn or Nhà thờ Đức Bà Sài Gòn) officially Cathedral Basilica of Our Lady of The Immaculate Conception ( Vương cung thánh đường Chính tòa Đức Mẹ Vô nhiễm Nguyên tội) is a cathedral located in the downtown. Established by French colonists who initially named it Cathédrale Notre-Dame de Saïgon, the cathedral was constructed between 1863 and 1880. It has two bell towers, reaching a height of 58 meters (190 feet).
Tidak jauh dari Gereja Notre-Dame berdiri bangunan megah lagi .... kali ini Kantor Pos
Lagi-lagi ini kata Wikipedia: ....The building was constructed when Vietnam was part of French Indochina in the late 19th century. It counts with Gothic, Renaissance and French influences. It was constructed between 1886-1891 and is now a tourist attraction.......It was designed by Auguste Henri Vildieu and Alfred Foulhoux, but is often erroneously credited as being the work of Gustave Eiffel .....Inside the Saigon Central Post office of special note are two painted maps that were created just after the post office was built, the first one located on the left side of the building is a map of Southern Vietnam and Cambodia titled Lignes telegraphiques du Sud Vietnam et Cambodge 1892 which translates to "Telegraphic lines of Southern Vietnam and Cambodia 1892". The second map of greater Saigon is titled Saigon et ses environs 1892 that translates as "Saigon and its surroundings 1892" ......
Bagian dalamnya tetap berfungsi sebagai Kantor Pos yang menjual benda-benda pos, namun sebagian orang yang masuk didalamnya lebih sebagai pengagum bangunan dari pada membeli benda pos.
Ruang telepon juga berubah menjadi ATM, lantai kedua difungsikan sebagai tempat menjual souvenir.
Sekarang keluar menuju halte bus yang ada diseberang gereja.
Tunggu Bus Nomor 39, dengan ongkos VND 6000,- minta turun Benh Than Market.
Waaa....... hujan deras, terpaksa pakai payung .... lha kok seperti saat di Singapura ... untung kemarin saat di Phnom Penh tidak hujan.
Masuk bagian dalam pasar, bersih meskipun di bagian pasar tradisionilnya. Karena banyaknya warga Malaysia yang berkunjung ke-sisni, maka banyak penjual disini yang mampu berbicara melayu. Disekeliling pasar juga ada beberapa rumah makan halal serta penjual baju muslim. Saran saya, kalau tidak berniat membeli, jangan pegang-pegang, penjualnya tidak segan-segan terus mengejar kita........
Karena sudah menjelang sore, saya kembali kedepan pasar Benh Than menyeberang jalan menuju ke terminal bus yang akan membawa saya ke bandara.
Nunggu bus nomor 152 tujuan Tan Son Nhat Air Port.
Tujuan Tan Son Nhat berangkat dari terminal Benh Than ada dua bus. Bus 152 dengan tarip VND 5000,- dan Bus 109 warna kuning dengan tarif VND 20.000,-
Bus 152 terbatas hanya sampai jam 17.00 sedangkan Bus 109 sampai malam hari masih ada. Dibanding pakai taxi, maka Bus 109 termasuk murah.
Penerbangan saya menuju Kuala Lumpur dari Ho Chi Minh jam 21.00 dan mendarat di KLIA2 sudah lewat tengah malam.
Jam 01.00 keluar Imigrasi Malaysia, dari lantai 1 bandara Kedatangan KLIA2 saya naik menuju lantai 3 bandara Keberangkatan KLIA2, duduk dikursi panjang. Sudah tidak ada lagi hotel untuk meluruskan punggung ...... di KLIA2 juga ada sih ....hotel ....tapi kan bukan untuk Backpacker ..... tarif-nya maksud saya....
Akhirnya .....alhamdulillah....kembali mendarat di Jogyakarta, NKRI tercinta, kembali menggunakan Rupiah. Syukur kepada Allah, atas rachmatnya saya memiliki kesehatan, di ijinkan sehingga mampu untuk mengagumi segala ciptaanNya di muka bumi yang berbeda. Berbeda segalanya, lokasi, iklim, kultur, kebiasaan ....sehingga membuat pikiran ini terbuka.
Salam teman-teman, tetap semangat ....untuk yang muda, semoga cerita ini menghasilkan keberanian untuk melakukan perjalanan .... saya 65 tahun dan suami saya 68 tahun ....oooo yaa .... saya harus segera kedepan bandara....mencari bus untuk pulang ke Surabaya.
Oh...ya...belum mengikuti yang pertama jalan-jalan saya .... klik disini dulu ....
Ini adalah museum kenangan dijaman perang Vietnam yang berkepanjangan itu, yang kemudian menjadi ilham untuk membuat film yang dibintangi C. Noris dalam serial Missing In Action.
Jangan lupa beli tiket lho yaaa.....
Ada bom, ranjau yang dipamerkan, termasuk alat penyiksa seperti ini:
Hiiii ....ayo cepat pindah obyek .......
Gereja yang diatas pintu masuknya ada tulisan tahun 1880. Kata orang, batu merahnya saja didatangkan dari Paris. Niihhh kata Wikipedia, simak sendiri yaaaa ....Notre-Dame Cathedral Basilica of Saigon (Vương cung thánh đường Chính tòa Đức Bà Sài Gòn or Nhà thờ Đức Bà Sài Gòn) officially Cathedral Basilica of Our Lady of The Immaculate Conception ( Vương cung thánh đường Chính tòa Đức Mẹ Vô nhiễm Nguyên tội) is a cathedral located in the downtown. Established by French colonists who initially named it Cathédrale Notre-Dame de Saïgon, the cathedral was constructed between 1863 and 1880. It has two bell towers, reaching a height of 58 meters (190 feet).
Tidak jauh dari Gereja Notre-Dame berdiri bangunan megah lagi .... kali ini Kantor Pos
Lagi-lagi ini kata Wikipedia: ....The building was constructed when Vietnam was part of French Indochina in the late 19th century. It counts with Gothic, Renaissance and French influences. It was constructed between 1886-1891 and is now a tourist attraction.......It was designed by Auguste Henri Vildieu and Alfred Foulhoux, but is often erroneously credited as being the work of Gustave Eiffel .....Inside the Saigon Central Post office of special note are two painted maps that were created just after the post office was built, the first one located on the left side of the building is a map of Southern Vietnam and Cambodia titled Lignes telegraphiques du Sud Vietnam et Cambodge 1892 which translates to "Telegraphic lines of Southern Vietnam and Cambodia 1892". The second map of greater Saigon is titled Saigon et ses environs 1892 that translates as "Saigon and its surroundings 1892" ......
Bagian dalamnya tetap berfungsi sebagai Kantor Pos yang menjual benda-benda pos, namun sebagian orang yang masuk didalamnya lebih sebagai pengagum bangunan dari pada membeli benda pos.
Ruang telepon juga berubah menjadi ATM, lantai kedua difungsikan sebagai tempat menjual souvenir.
Sekarang keluar menuju halte bus yang ada diseberang gereja.
Tunggu Bus Nomor 39, dengan ongkos VND 6000,- minta turun Benh Than Market.
Waaa....... hujan deras, terpaksa pakai payung .... lha kok seperti saat di Singapura ... untung kemarin saat di Phnom Penh tidak hujan.
Masuk bagian dalam pasar, bersih meskipun di bagian pasar tradisionilnya. Karena banyaknya warga Malaysia yang berkunjung ke-sisni, maka banyak penjual disini yang mampu berbicara melayu. Disekeliling pasar juga ada beberapa rumah makan halal serta penjual baju muslim. Saran saya, kalau tidak berniat membeli, jangan pegang-pegang, penjualnya tidak segan-segan terus mengejar kita........
Karena sudah menjelang sore, saya kembali kedepan pasar Benh Than menyeberang jalan menuju ke terminal bus yang akan membawa saya ke bandara.
Nunggu bus nomor 152 tujuan Tan Son Nhat Air Port.
Tujuan Tan Son Nhat berangkat dari terminal Benh Than ada dua bus. Bus 152 dengan tarip VND 5000,- dan Bus 109 warna kuning dengan tarif VND 20.000,-
Bus 152 terbatas hanya sampai jam 17.00 sedangkan Bus 109 sampai malam hari masih ada. Dibanding pakai taxi, maka Bus 109 termasuk murah.
Penerbangan saya menuju Kuala Lumpur dari Ho Chi Minh jam 21.00 dan mendarat di KLIA2 sudah lewat tengah malam.
Jam 01.00 keluar Imigrasi Malaysia, dari lantai 1 bandara Kedatangan KLIA2 saya naik menuju lantai 3 bandara Keberangkatan KLIA2, duduk dikursi panjang. Sudah tidak ada lagi hotel untuk meluruskan punggung ...... di KLIA2 juga ada sih ....hotel ....tapi kan bukan untuk Backpacker ..... tarif-nya maksud saya....
Akhirnya .....alhamdulillah....kembali mendarat di Jogyakarta, NKRI tercinta, kembali menggunakan Rupiah. Syukur kepada Allah, atas rachmatnya saya memiliki kesehatan, di ijinkan sehingga mampu untuk mengagumi segala ciptaanNya di muka bumi yang berbeda. Berbeda segalanya, lokasi, iklim, kultur, kebiasaan ....sehingga membuat pikiran ini terbuka.
Salam teman-teman, tetap semangat ....untuk yang muda, semoga cerita ini menghasilkan keberanian untuk melakukan perjalanan .... saya 65 tahun dan suami saya 68 tahun ....oooo yaa .... saya harus segera kedepan bandara....mencari bus untuk pulang ke Surabaya.