Senin, 31 Maret 2014

Dari Sungai Kolok Thailand menuju Pasir Mas Malaysia-(Bagian 1)


Dari arahThailand saya masuk Malaysia sudah pernah melewati Imigrasi Padang Besar dengan naik Kereta api. Kemudian lewat Imigrasi Sadao dengan menumpang bus dari Hat Jai sampai Terminal Pudu Kuala Lumpur. Sekarang saya ingin mencari sensasi lain dengan melewati Imigrasi Sungai Kolok dengan berjalan kaki. Keinginan ini diperkuat dengan banyaknya berita yang saya baca masalah yang berkembangdi Sungai Kolok. Meskipun kebanyakkan berita yang saya baca beredar di akhir tahun 2011, dimana banyak bom yang meledak dan menewaskan beberapa orang dan harta benda di dalam maupun pinggiran kota Sungai Kolok, tidak menyurutkan keinginan saya untuk lewat.


Kereta api yang saya tumpangi mulai dari Surat Thani, masuk Stasiun Hat Jay terlambat 2 jam. Karena tadi malam saya naik kereta tanpa melihat gerbong, maka di Stasiun Hat Jay ini saya harus turun dan menuju ke belakang rangkaian kereta untuk masuk kedalam gerbong yang akan terus ke Sungai Kolok. Tidak semua rangkaian kereta api Bangkok – Sungai Kolok melanjutkan perjalanannya menuju Sungai Kolok, sebagian besar rangkaian kereta diputus di Stasiun Hat Jay dan hanya rangkaian kereta bagian belakang saja yang akan terus melanjutkan sampai Sungai Kolok. Tiket kereta api dengan nomor perjalanan 171 saya beli dengan harga THB 196,- dari Surat Thani menuju Sungai Kolok. Karena naik ditengah perjalanan kereta, maka tiket yang saya beli dari jenis STANDEE alias tanpa tempat duduk. Tapi tidak perlu takut, penumpang yang turun juga banyak, sehingga saya juga mendapatkan tempat duduk. Stasiun Hat Jay merupakan Stasiun Junction, artinya ada percabangan arah, dari Hat Jay rel kereta berpisah ada yang menuju Padang Besar terus Singapura lewat Kuala Lumpur dan menuju Sungai Kolok yang dulunya dapat mencapai Stasiun Rantau Panjang Malaysia. 

 Di Thailand hampir semua gerbong kereta api dari jenis lama yang oleh PT KAI sudah tidak digunakan lagi, namun tetap dipelihara dengan baik, bersih meskipun tidak nyaman.

Diatas kereta saya merasa iri, mengapa Thailand dengan gerbong yang kuno, dengan lokomotif yang tidak baru mampu mempertahankan perjalanan kereta apinya secara terjadual untuk angkutan masal bagi warganya. Saya kira jaringan kereta api di Indonesia juga sangat bagus, namun saat ini berapa kilometer rel yang kemudian dihanguskan dan tidak lagi ada kereta api yang lewat.

Dari atas kereta saya lihat ada tentara bersenjata lengkap berjaga di Stasiun Cho Airong

Kereta yang saya tumpangi baru saja meninggalkan sebuah stasiun, saya masih agak mengantuk sehingga kadang-kadang saya tertidur meskipun dalam waktu yang pendek, gerbong yang saya tumpangi dimasukki sejumlah tentara dengan senjata lengkap. Tentara ini melakukan penggeledahan barang bawaan penumpang. 
 Semua tas dibuka dan diperiksa oleh tentara bersenjata lengkap. Tetapi mereka berusaha ramah pada penumpang. Tentara yg beroperasi berparas gagah tidak seram.

Tas ransel saya kelihatannya sedari tadi digebrak-gebrak, mungkin bertanya milik siapa. Masih belum penuh sadar dari kantuk saya angkat tangan, baru kemudian tas ransel saya ditinggalkan dan menepuk-nepuk tas-tas yang lain. 
Tas harus dibuka dan diperiksa. Kerea api tetap berjalan, tidak berhenti.

Tas yang  dibawa pemuda merupakan sasaran yang diperiksa teliti, dibuka dan ditanya kalau ada benda yang dibungkus. Bahkan pemuda dihadapan saya harus meyakinkan tentara yg memeriksanya kalau kotak yang dibawa adalah kotak minuman susu. Kelihatannya berita yang saya ikuti sejak 2011 didaerah Thailand Selatan sampai sekarang masih berlaku, selalu ada pemeriksaan baik diatas kereta api, bus maupun mobil pribadi dan tidak jarang terdengar letusan senjata api dari tempat-tempat tertentu.




Sudah lewat tengah hari saat kereta api yang saya tumpangi masuk stasiun Sungai Kolok, dalam pikiran saya stasiun Sungai Kolok itu sepi, ternyata penuh dengan calon penumpang yang akan bepergian ke Hat Jay, Surat Thani dan Bangkok. 


Saya keluar dari stasiun, saya melihat banyak sekali tentara yang berada di stasiun ini, ternyata dibagian luar stasiun terdapat beberapa pos penjagaan. Berarti kondisi Sungai Kolok sejak 2011 sampai sekarang belum berubah. Untuk teman-teman Backpacker, keluar dari halaman stasiun silahkan belok kiri beberapa meter akan ada pertigaan jalan. 

 Keluar pagar Stasiun, belok kiri, nyebrang jalan, masuk kepertigaan jalan

Silahkan menyeberang jalan dan mengikuti pertigaan jalan tersebut. Akan bertemu dengan pasar dengan pusat makan, dan setelahnya akan bertemu dengan beberapa hotel. 

Akan melewati pasar dengan warung-warung makan didalamnya.

Juga jangan terkejut ada penjagaan militer di pinggir jalan

Jangan kaget kalau dilayani oleh penerima tamu hanya dengan celana pendek tanpa baju yang berbicara logat Melayu campur Cina. Kelihatannya kehidupan hotel-hotel kecil di Sungai Kolok tidak sebaik bertahun yang lalu sehingga hotel-hotel tersebut dikelola sendiri oleh yang punya tanpa mempekerjakan penerima tamu yang cantik. 

Deretan hotel disebelah kanan jalan. Dikejauhan ada hotel berbintang.

Namun kalau ada dana berlebih ada juga beberapa hotel yang berbintang. Rata-rata permalam untuk hotel seperti itu THB 400,- tetapi jangan berharap mendapatkan Wifi gratis. Di Sungai Kolok beberapa hotel kecil seperti itu menurut pengamatan saya, semuanya meminta sewa untuk pemakaian internet.


Saya akses internet didekat ATM dan pos jaga militer.

Karena harus membayar untuk akses internet di hotel tempat saya bermalam, maka saya berjalan dan duduk didepan Stasiun Sungai Kolok untuk mendapatkan akses Wifi gratis meskipun setiap 20 menit harus berulang log on. Untuk merasa aman saya duduk disebelah ATM yang tidak jauh dari pos tentara jaga. 


Tiba-tiba didepan saya berhenti panser dengan personil siap tembak berada diatasnya, sebentar berhenti kelihatannya melakukan pengamatan lalu pelan-pelan menjauh lagi. Bergidik juga perasaan saya, membayangkan ada peluru nyasar dan yang jadi sasaran kebetulan saya…..hiiii….. cepat saya log off dari jaringan Wifi dan berjalan cepat-cepat menuju hotel. Sekitar jam 23.00 saya mendengar suara tembakkan beruntun, kedengarannya tidak terlalu jauh dari hotel tempat saya bermalam. 


Jalan disamping hotel sepi sekali saya lihat dari jendela kamar, pada hal itu merupakan jalan utama. Tidak berselang lama, kira-kira 30 menit setelah bunyi tembakan terdengar sirene ambulance yang melewati jalan disamping hotel….lampu kamar saya padamkan dan saya mencoba cepat tidur dengan harapan besok pagi cepat-cepat meninggalkan Sungai Kolok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar