Kamis, 25 Januari 2018

Itenerary Surabaya – Semarang – Kuala Lumpur – Yangon


Tanggal 11 – 01 – 2018
Jam 21.00 Kereta api Kertajaya 177 Surabaya Pasar Turi – Semarang Tawang.
Bermalam di atas KA dan Stasiun Semarang Tawang





Tanggal 12 – 01 – 2018
Jam 09.00 Penerbangan Bandara A. Yani Semarang – KLIA 2 Kuala Lumpur
Bermalam di Bandara KLIA 2




Tanggal 13 – 01 – 2018
Jam 06.55  Penerbangan KLIA 2 Kuala Lumpur – Yangon International Airport
Jam 16.00  Bus Swe Mandalar Yangon – Hsipaw
Bermalam di atas bus



Tanggal 14 – 01 – 2018
Jam 09.20 Kereta Api Hsipaw – Pyin OO Lwin
Bermalam: Hotel Golden Dream Pyin Oo Lwin

Tanggal 15 – 01 – 2018
Jam 11.00 Sharing Taxi Pyin Oo Lwin – Mandalay
Jam 17.00 Kereta Api Mandalay – Yangon
Bermalam diatas kereta api.





Tanggal 16 – 01 – 2018
Explore Yangon
Bermalam: Hostel Latha - Yangon






Tanggal 17 – 01 – 2018
Explore Yangon
Bermalam: Hotel Airport Inn - Yangon

Tanggal 18 – 01 – 2018
Jam 08.30 Penerbangan Yangon International Airport – KLIA 2 Kuala Lumpur
Bermalam di KLIA 2




Tanggal 19 – 01 – 2018
Jam 07.05  Penerbangan KLIA 2 Kuala Lumpur – Bandara A. Yani Semarang
Jam 11.55 Kereta Api Maharani 212 Semarang Tawang – Surabaya Pasar Turi





Pengeluaran di dalam negeri.
Tiket Kereta api Surabaya Pasarturi – Semarang (pp) = Rp. 112.000,-
Tiket Pesawat Semarang – Kuala Lumpur (pp) = Rp. 719.300,-
Tiket Pesawat Kuala Lumpur – Yangon (pp) = Rp. 831.175,-
Hotel Golden Dream di Pyin Oo Lwin = Rp. 236.959,-
Hotel Airport Inn di Yangon = Rp. 210.630,-
Lain-lain ((beli roti, minuman, baterai dll) = Rp. 100.000,-
Jumlah pengeluaran di dalam negeri.= Rp. 2.210.064,-

Pengeluaran selama di luar negeri
Makan di Bandara Kuala Lumpur = MYR 33

Bus Yangon – Hsipaw = Kyat 15.000,-
Kereta api Hsipaw – Pyin Oo Lwin = Kyat 2.750,-
Sharing Taxi Pyin Oo Lwin – Mandalay = Kyat 6.500,-
Kereta api Mandalay – Yangon = Kyat 9.300,-
Hostel Latha Yangon = Kyat 6.800,-
Transport lokal, masuk obyek, beli souvenir = Kyat 28.645,-
Jumlah pengeluaran di Myanmar = Kyat 68.995,-
Total:
Rp. 2.210.064,- + Rp. 112.200,- (kurs MYR 33,-) + Rp. 689.950,- (kurs 68.995,-) =
Rp. 3.012.214,- (Tiga juta duabelas ribu duaratus empatbelas rupiah)

Rabu, 24 Januari 2018

Gokteik Viaduct dari Hsipaw ke Pyin Oo Lwin (1)

Menurut yang saya baca dan kutip dari Wikipeda:
The viaduct stretches 689 metres (2,260 ft) from end to end with 15 towers which span 12 metres (39 ft) along with a double tower 24 metres (79 ft) long. The 15 towers support 10 deck truss spans of 37 metres (121 ft) along with six plate girder spans 18 metres (59 ft) long and an approach span of 12 metres (39 ft). 
Many sources have put the height of the bridge at 250 metres (820 ft). This is supposedly a measurement to the river level as it flows underground through a tunnel at the point it passes underneath the trestle. 
The true height of the bridge as measured from the rail deck to the ground on the downstream side of the tallest tower is 102 metres (335 ft).

Dari Yangon saya naik bus malam menuju kota kecil Hsipaw karena ingin naik kereta api yang melintasi jembatan Gokteik. Saya sangat tertarik karena jembatan ini sendiri yang dibangun mulai tahun 28-04-1899 dan selesai tahun 01-01-1900 oleh Pennsylvania and Maryland Bridge Construction sampai sekarang masih dapat dilewati kereta api dari Mandalay ke Lashio pp.
Karena bus yang saya tumpangi adalah bus Yangon – Lashio, maka saya diturunkan ditepi jalan di tengah “kota” Hsipaw.

 Tiket bus Yangon - Hsipaw

Gambar 1. Saya diturunkan didepan sebuah Cafe di tengah kota Hsipaw

Jarak antara saya diturunkan bus sampai stasiun kereta api kira-kira hanya 1500 meter. 
Karena masih pagi dan kereta api baru datang jam 09.00 maka saya masih memiliki kesempatan untuk melihat-lihat kota Hsipaw.


Gambar 2. Ada masjid bagus besar dan sangat bersih.

Gambar 3. Jalan sepi dengan aspal mengelupas menuju area stasiun Hsipaw

Gambar 4. Mendekati stasiun jalan semakin jelek, akhirnya hanya jalan tanah yang keras.

Gambar 5. Papan nama stasiun ditepi jalan, untung ada huruf latin yang bisa saya baca.

Gambar 6. Bagian depan stasiun Hsipaw.

Gambar 7. Loket tempat penjualan tiket kereta api. Menurut jadwal loket baru akan melayani penumpang tepat jam 09.00 sementara kereta api dari Lashio akan masuk jam 09.20

 Ternyata untuk foreighner tiket dilayani didalam kantor dan ditulis oleh petugas yang pandai berbahasa Inggris. Didalam tiket ditulis nama dan nomor paspor, karena ditulis tangan maka setiap layanan diperlukan waktu sampai 10 menit. Saya membayar 2750 Kyat untuk duduk di "Upper Class Seat" dengan tujuan Hsipaw - Pyin Oo Lwin


Gambar 8. Ruang tunggu penumpang campur aduk dengan tempat parkir dan pedagang.

Gambar 9.  Ruang tunggu dekat rel kereta api.
Antara calon penumpang dan pedagang asongan lebih banyak pedagang asongannya.
Padahal kereta api yang melewati stasiun ini dalam satu hari hanya dua kali.

Gambar 10.

Gambar 11. Awas kereta api masuk peron stasiun.
Tidak ada petugas yang berteriak mengamankan jalur, yang memperingatkan justru para pedagang asongan yang saling berteriak.

Gambar 12. Di-area stasiun saya tidak melihat satupun signal atau perangkat yang mengatur perjalanan kereta api.

Gambar 13. Susunan kursi untuk gerbong penumpang "Ordinary"

Gambar 14. Gerbong penumpang termahal dengan nama "Upper Class Seat"

Gambar 15. Saya tidak melihat ada PPKA yang memberi tanda kereta api supaya berangkat.
Tetapi pada waktu yang tepat kereta api membunyikan semboyan dan
bergerak meninggalkan stasiun Hsipaw.

Gambar 16. Meskipun didalam "Upper Class" pedagang asongan tetap boleh berdagang.

Gambar 17. Tidak seperti yang ada di Kereta Api Indonesia, dimana Kondektur berseragam keren ada tanda pangkat dipundak sambil membawa gadget untuk memeriksa penumpang, di Hsipaw Kondektur berpakain biasa dengan memakai pet seperti pada gambar. Tiket yang diperiksa akan ditanda tangani dengan menggunakan ballpoint.

Untuk cerita lanjutan silahkan klik ini: Gokteik Viaduct (2)

Bus 37 Yangon Airport – Bogyoke Aung San Market – Sule Pagoda (1).


Bus YBS nomer 37 meninggalkan Halte dekat Bandara Yangon International menyusuri jalan raya Pyay ( Pyay Road) menuju Yangon down town.


Gambar 1. Penunjuk jalan di pertigaan keluar dari arah bandara Yangon. 

Setelah menempuh beberapa lama karena jalan macet dan sebagainya, maka bus 37 akan melewati tempat yang selalu menjadi pembicaraan para Traveller yaitu Bogyoke Aung San Market.

 Gambar 2. Bus Kota 37 masuk dalam kemacetan jalan didepan Pasar Bogyoke

 Gambar 3. Tampak luar pasar yang menjadi tujuan para Turis dan Traveller

 Gambar 4. Bus 37 akan berhenti di Halte depan Mall Bogyoke

 Gambar 5. Untuk menuju Bogyoke Aung San Market 
kita harus menyeberang jalan lewat jembatan penyeberangan ini. Untuk arah naik disediakan eksalator, sedangkan untuk arah turun harus berjalan 

 Gambar 6. Awas jangan salah masuk.

Gambar 7. Lantai atas kebanyakan adalah tempat penjualan garment

Gambar 8. Lantai bawah merupakan tempat belanja favorit untuk yang berkantong tebal.

Gambar 9. Ditempat ini merupakan tempat souvenir khas Myanmar. 
Batu permata, batu mulia, batu giok sampai dengan perhiasan dari emas.

Gambar 10. Dibagian tengah masih berdiri bangunan pasar yang lama.

Gambar 11. Disekitarnya penuh dengan penjual makanan tradisional

Gambar 12. Termasuk para penduduk yang melakukan transaksi jual beli batu mulia 
diluar toko yang resmi. Apabila tidak memiliki pengalaman yang luas tentang per-"batu"-an sebaiknya tidak ikut nimbrung disini.

 Gambar 13. Akhirnya saya cuma membeli ini untuk dibawa pulang 
ketanah air seharga Kyat 5000,- karena mencari souvenir piring dan gantungan kunci 
seperti biasanya ternyata saya cari kok tidak menemukan di pasar ini.