Selasa, 16 Juni 2015

Dari Melaka lewat Kuala Lumpur ke Jogyakarta



Saya tidak ingin bercerita tentang Wisata Melaka, karena sudah banyak sekali traveller lain dengan blog-nya yang bercerita lebih lengkap. Saya memilih bercerita tentang perjalanan saya saat pulang dari Melaka sampai Tanah Air tercinta, dimana saya sudah tidak bingung lagi untuk menyimpan paspor saya karena takut hilang.


Penerbangan KLIA2 ke Jogya di-jadwalkan pagi hari, karena pesawat yang saya tumpangi ini bukan Air-Asia Indonesia (QZ) tetapi pesawat Malaysia (AK), sehingga dari Melaka saya naik bus kembali ke Kuala Lumpur untuk bermalam di hotel yang berjarak dekat dengan KL Sentral. Sebenarnya untuk teman-teman yang masih muda, dengan tenaga yang segar, ada bus yang berangkat tengah malam dari Melaka Sentral langsung ke KLIA2 . Lumayan menghemat biaya Hotel di Kuala Lumpur yang relatif mahal dibanding dengan di Penang atau Melaka. Atau ada bus Transnasional yang berangkat jam 22.00 dari Pemberhentian Rumah Sakit Mahkota dan masuk KLIA2 sekitar jam 24.00.

Disebelah Rumah Sakit ( Pusat Perubatan ) Mahkota ada Pemberhentian Bus Transnasional yang melayani route Melaka - KLIA2. Pemberhentian ini saya ambil gambarnya 2 tahun yang lalu saat saya dengan cucu mengunjungi Melaka untuk pertama kali. Dari Jl. PM berjalan ke arah barat, kira-kira 1Km jauhnya.

Terima kasih Pak Cik Pengemudi Bus Delima yang telah mengantar saya dan adik dari Melaka Sentral sampai Terminal Bersepadu Selatan dengan lancar. Karena tidak ada jalan yang berlubang dan rem yang mendadak, saya sempat tidur lelap ......

Hotel paling murah yang saya dapatkan untuk bermalam didaerah Tun Sambathan dekat dengan KL Sentral. Kalau berjalan kaki dari KL Sentral kira-kira cuma 15 menit melewati kuliner kaki lima yang kebanyakkan dikelola oleh orang India. Perlu diketahui untuk teman-teman yang akan menginap di-daerah ini, sangu-nya jangan dihabiskan dulu karena umumnya setiap hotel akan meminta deposit RM. 50,- untuk pertanggungan jawab kunci kamar. Bahkan untuk Backpacker Hostel saja mereka meminta deposit RM. 10,-. Meskipun uang ini akan dikembalikan saat kita check out, kalau tidak punya bisa susah juga.

Pagi-pagi check out dari hotel, berjalan kaki ke KL Sentral, naik bus bandara yang akan mengantar saya ke KLIA2. Perlu diketahui juga, bus bandara KL Sentral - KLIA2 dan sebaliknya ada selama 24 jam meskipun kegiatan didalam KL Sentral sudah tutup.

Sampai di Bandara KLIA2 masih pagi, bus cuma 1 jam perjalanan karena jalan-jalan masih sepi. Duduk dulu di lantai 1 KLIA2 didepan pintu masuk Hotel Capsule yang berlokasi didalam bandara. (tapi mahal .... sewa-nya per 6 jam ......)

Selfie didepan tulisan KLIA2 biar ada bukti kalau sudah pernah disini....


Bagaimanapun tidak lupa untuk selalu mencari kamar kecil .....

Akhirnya ..... tunggu boarding. Tidak seperti saat masih bernama LCCT, semua penumpang untuk semua jurusan berada didalam satu ruang besar, sehingga ramai sekali. Saat ini di KLIA2, setiap Gate memiliki ruang tunggu sendiri-sendiri, jadi sepi. Semua penumpang yang berada satu ruang mempunyai tujuan sama, tidak lagi ada toko-toko free duty untuk membeli coklat atau parfum.

Terbang ke NKRI

Tidak lagi disambut dengan garbarata yang berlorong dingin, tetapi turun tangga lalu ber-panas-panas dibawah terik matahari jalan menuju apron bandara Adisutjipto Jogyakarta Indonesia.

Lega juga dapat menjejakkan kembali kaki saya di tanah air ..... seperti kata orang ... Hujan emas di negeri orang masih lebih baik hujan akik di negeri sendiri .....

Bandara Adisutjipto sudah bagus dalam menata transportasi lanjutan (pendapat saya lhooo...) untuk para Traveller seperti saya (yang alergi naik taxi). Ada Bus dengan tujuan Borobudur dan beberapa tempat yang dilayani oleh DAMRI, ada kereta api dan ada Bus Kota TransJogya. Sayangnya frekwensi kedatangan dan keberangkatan moda-moda transportasi tersebut sangat lama, sehingga masa tunggu cukup membuat orang stress. TransJogya tidak seperti 5 tahun yang lalu saat saya pertama kali menikmati angkutan tersebut untuk keliling Jogya sampai Prambanan, bersih dengan penyejuk udara yang baik. Saat ini interior bus sudah tidak terawat, AC sudah sayup-sayup dinginnya sementara bus juga tidak se-keren 5 tahun yang lalu. Barangkali tidak ada pembaharuan bus, ya? Maaf jangan sekali-kali melakukan perbandingan dengan yang ada dinegara tetangga, apa yang saya lihat kemarin sudah saya lupakan.

Sampai Terminal Bus Giwangan saya sangat terkejut, ...lhoooo.....lima tahun yang lalu perasaan saya Terminal Bus Giwangan adalah terminal yang paling baik dari terminal bus yang pernah saya lewati. Keteraturan bus yang antri mau berangkat, tempat tunggu penumpang yang baik, sekarang kelihatannya itu sudah tidak ada. Saya mencari tempat pemberangkatan bus patas ke Surabaya saja agak kesulitan menemukan letaknya.
Seandainya saya orang yang berkuasa dalam bidang perhubungan, maka akan saya kumpulkan beberapa sopir bus, kondektur, mekanik, calo bus sampai asongan dan saya ajak mereka jalan-jalan untuk melihat terminal-terminal bus di negara tetangga. Saya tidak akan mengajak bapak-bapak dan ibu-ibu terhormat, paling-paling mereka itu akan berbelanja saja ........


Jumlah dana yang saya keluarkan per-orang:
 Bus Melaka Sentral - Terminal Bersepadu Selatan       RM.  10,-
Komuter ke KL Sentral                                                  RM.    1,-
Hotel 1 malam untuk 3 Orang                                                           Rp.  385.106,-
Bus KL Sentral - Bandara KLIA2                                  RM.  10,-
Pesawat KLIA2 - Jogyakarta                                                             Rp. 239.000,-
Bandara Adisutjipto - Terminal Bus Giwangan                                 Rp.     3.600,-
Masuk Terminal Giwangan                                                                Rp.        500,-
Bus Cepat Jogyakarta - Surabaya                                                       Rp.   90.000,-

Minggu, 14 Juni 2015

Dari P. Penang ke Melaka lewat Kuala Lumpur



Untuk menuju Melaka dari Penang ada dua moda transportasi yang dapat digunakan, bus dan kereta api yang kemudian disambung dengan bus. Dari Pulau Penang sendiri ada terminal Sungai Nibong dan Komtar, sedangkan diluar P. Penang ada terminal bus Butterworth. Tarif berangkat dari P. Penang sedikit lebih mahal dibanding dengan berangkat dari Butterworth. Namun rata-rata berada dikisaran RM. 50,-. Kalau bermalam di Georgetown saya sarankan naik bus dari Butterworth, karena menyeberang ke Butterworth naik Feri gratis sedangkan letak terminal Sungai Nibong disamping jauh juga jalan menuju kesana selalu macet. Naik dari Komtar tidak banyak pilihan, hanya beberapa bus yang menggunakan Komtar sebagai titik pemberangkatan. Dengan berhitung efisiensi anggaran (transportasi dan hotel) dan optimasi waktu (masih bisa dolan di Penang) saya memilih menggunakan kereta api Butterworth – Kuala Lumpur Sentral yang berangkat jam 23.00 dengan tarif RM. 19,- untuk kelas ekonomi nanti disambung dengan bus ke Melaka RM. 10,- yang berangkat dari terminal Bersepadu Selatan.

Perjalanan saya berlanjut ke Melaka, tempat yang setara dengan P. Penang, dimana hubungan sejarah dengan Indonesia masih kental.
 Menoleh kebelakang sebentar sambil mengucapkan selamat tinggal kepada daratan P. Penang.

 Beli gorengan lagi untuk sangu.

 Manajemen Feri yang patut ditiru. Dari Butterworth ke Penang orang masih segar bugar tidak masalah untuk antri membayar sebelum masuk ke Feri penyeberangan. Saat akan pulang, orang sudah lelah bekerja, maka dengan kemudahan tanpa harus antri membayar tetapi langsung masuk Feri merupakan kelegaan sendiri bagi setiap individu yang ada.

Istirahat dulu di stasiun Butterworth, menunggu kereta api yang akan membawa saya ke KL Sentral.

 Berangkat dan datang tepat waktu, kereta api Senandung Langkawi Hat Jay - KL Sentral ini.

Kereta api masuk stasiun KL Sentral masih Subuh. Duduk-duduk dulu sambil minum yang hangat-hangat. Jangan kawatir di stasiun banyak warung buka, ada restoran 24 jam didalamnya. Kalau ingin mandi di lantai 1 didekat mushola ada kamar mandi. Saat yang lalu untuk mandi taripnya RM. 5,- tetapi sekarang naik menjadi RM. 10,- . Walaaahhh mandi kok Rp. 37.000,- Akhirnya saya tidak mandi, nanti mandi di Melaka saja ....... hehehehe. Tapi untuk yang punya hobi ke kamar kecil, tempat buang hajat di stasiun KL Sentral cukup banyak, bersih dan gratis. Tidak jarang Traveller-traveller menggunakan air pembersih yang ada di WC untuk mandi ..... hiiiiiiiiii ......

Setelah agak siang, saya beranjak menuju terminal bus Bersepadu Selatan. Untuk itu harus naik komuter. Namun semua dapat dikerjakan di KL Sentral ini tanpa harus berpindah-pindah yang melelahkan. Tiket seharga RM. 1,- cukup untuk mengantarkan saya dari stasiun KL Sentral ini menuju stasiun Bandar Tasik Selatan.
 Dari stasiun Bandar Tasik Selatan menuju terminal bus Bersepadu Selatan dihubungkan dengan eksalator, lift untuk difabel dan lansia serta jembatan penghubung. Ini adalah pemandangan ke-arah terminal bus dari jembatan penghubung.

 Masuk kedalam terminal .....mak nyeessss .... dingin AC, tidak sumuk, harum dan tidak pesing dan pengap asap rokok seperti ciri khas sebuah terminal bus.

 Setelah beli tiket bus,...oh ya teman-teman.....jangan lupa menaruh paspor ditempat yang mudah di-ambil. Sebab utuk membeli tiket bus saja kita pasti diminta ID Card, baik penduduk maupun pendatang, nah karena saya adalah Foreigner maka harus unjuk paspor biar tidak disebut Pendatang Haram. Sekarang maem dulu biar tidak kelaparan.

 Keberangkatan bus tidak boleh sembarangan, ada jadwal yang terpampang di monitor....kok seperti kapal mabur saja. Penumpang tidak boleh mendekati bus kalau belum dipanggil Kaki Tangan Bus. Bus akan siap di pemberangkatan 15 menit sebelum waktu berangkat.....nah....penumpang lalu dipanggil ..... boarding .... pas dengan waktu yang tertera di tiket, bus berangkat biarpun penumpangnya cuma 10 orang. Naik bus antar kota di Malaysia jangan harap dapat melihat kota-kota lain. Naik bus dari Jombang ke Jogya bisa lihat kota-kota Madiun, Solo dan Klaten. Disisni tidak bisa, bus keluar terminal langsung masuk Express Way (Lebuh Raya) dan keluar dari Express Way sudah sampai kota tujuan. Mending naik sepur, bisa lihat sawah, hutan dan pemandangan lain. Didalam bus cuma ada sopir dan penumpang, tidak ada awak bus lain yang teriak-teriak ....kosong.....kosong.....

 Tempat duduk yang nyaman dan lebar, karena menggunakan ukuran badan orang Eropa.

 Dua jam perjalanan, dari dalam bus kelihatan terminal bus Melaka Sentral. Seperti halnya KL Sentral, maka Melaka Sentral juga berfungsi sebagai hub transportasi diseluruh wilayah Melaka ( mereka menyebut sebagai transportasi domestik) sampai keluar Melaka ( Malaysia dan Luar Negeri ). Bagian dalam bangunan dilengkapi dengan berbagai keperluan belanja sampai bank untuk remitansi pengiriman uang. Ada BNI juga yang saya lihat banyak dikunjungi para saudara kita yang menjadi TKI/TKW. Dipelataran bangunan ada jembatan panjang yang menghubungkan dengan mall besar Tesco.

Dari terminal bus antar bandar, saya berpindah menuju terminal bus domesik atau bus kota. Jaraknya lumayan jauh juga meskipun masih berada dalam satu bangunan. Tidak berbeda dengan keadaan di negara kita, saya melihat adanya kemunduran mutu bangunan dan situasi didalam bangunan. Kalau dibandingkan dengan kondisi 2 tahun yang lalu, maka keadaan Melaka Sentral masih lebih baik saat itu. Berbeda dengan Penang dan Kuala Lumpur yang terus memangun dan meeawat yang sudah ada.

Saya menuju Platform 17, setiap Platform memiliki route bus kota yang berbeda-beda. Bus kota nomor 17 ini menuju pusat kota melewati tempat-tempat wajib kunjung wisatawan. Sehingga bus ini paling banyak diserbu calon penumpang.

Untuk teman-teman yang belum pernah mengunjungi Melaka dan berencana ke-sana sebagai Traveller mandiri, saya sarankan untuk menggunakan bus ini dan turun di pemberhentian Menara Tamping Sari. Ongkos ( mereka menyebut tambang ) RM. 1,50 kita berikan kepada sopir saat kita naik dengan menyebut tujuan kita. Sebut saja kalau kita turun Tamping Sari, tuuhhh bentuk menaranya, dari jauh sudah kelihatan. Mudah kok identifikasinya, setelah bus lewat bangunan yg di-cat merah (cat khusus bangunan yang dilindungi Unesco) lalu ada gereja, lalu ada kapal (museum) ..... naaahhh siap-siap turun tepat didepan menara Tamping Sari.

Turun dari bus, usahakan menyeberang jalan yang lebar itu, lalu jalan ke arah kanan sampai bertemu jalan yang kearah kiri. Ini adalah Jl. PM, ada lorong PM1, PM2 dan seterusnya. Silahkan pilih sendiri Hotel, Hostel atau lainnya sesai dengan selera dan ketebalan kantong masing-masing. Untuk saya ini adalah lokasi yang paling tepat di Melaka, semua tempat wisata dapat ditempuh dengan jalan kaki dari Jl. PM ini.
Lhaaaa ..... saya cari yang paling muraaahhhh ....."Sayang Selalu Backpackers Hostel" seperti gambar di-atas.

Pengeluaran saya per-orang :
Kereta api Butterworth – KL Sentral                RM. 19,-
Komuter KL Sentral – Bersepadu Selatan        RM. 1,-
Bus Bersepadu Selatan – Melaka Sentral         RM. 10,-
Bus Kota                                                         RM. 1,50
Hostel untuk 3 orang selama 2 malam               Rp. 390.434,- (ini betul, sesuai tagihan CC)