Bagian 2
Jarak antara hotel tempat bermalam sampai dengan Stasiun
Kereta Api Hue hanya 2 Km, namun cuaca yang panas terik membuat kami memilih
naik taxi. Rekomendasi taxi di Hue adalah taxi berwarna hijau Mailinh dan ingat
di salah satu pintunya ada stiker yang menyatakan tarip taxi tersebut,
pengemudi dengan pakain puth rapi berdasi hijau. Tujuan ke Stasiun Kereta Api
adalah memesan tiket ke Nha Trang untuk perjalanan nanti malam.
Stasiun Kereta Api Hue, bertemu dengan Solo Backpacker dari Miri, Shanna Won
Berbeda dengan Stasiun Sai Gon yang memberikan potongan 20% bagi manula,
Stasiun Hue tidak menerapkan kebijakan seperti itu,
jadi saya bayar sama dengan yang bukan manula.
Tujuan setelah membeli tiket kereta api adalah mengunjungi Citadel, sebuah kediaman kerajaan Vietnam di Hue, yang pada tahun 1802 - 1945 merupakan ibu kota Dinasti Nguyen. Dinasti terakhir di Vietnam. Raja yang terakhir yang memerintah adalah Raja Bao Dai yang naik takhta pada Januari 1926. Setelah Revolusi
Agutus mencapai kemenangan pada tahun 1945, Raja Bao Dai mundur pada tanggal
25 Agustus 1945. Sangat disayangkan, Raja Bao Dai harus hidup sebagai orang migran
di negara Perancis sejak tahun 1953 yang kemudian wafat ditahun 1997. Supaya tidak dibebani bacpack yang terasa semakin berat, kami menitipkan backpack ke petugas stasiun dengan membayar setiap backpack $ 1,- selanjutnya berjalan kaki menuju komplek Citadel yang tidak terlalu jauh dari Stasiun Hue.
Di depan kampus Universitas Dai Hoc Hue, foto sejenak bergaya seperti Dosen tamu
Lewat lapangan luas ditepi Parfum River, terdapat bangunan peninggalan kerajaan Hue
Untuk mencapai area Citadel harus menyebrangi Parfum River,
dibawah jembatan lalu-lalang perahu-perahu wisata.
Beteng megah berdiri didepan Citadel dengan bendera merah besar berkibar diatasnya.
Terdapat dua gerbang menyekat area Citadel, gerbang luar dan gerbang dalam.
Gerbang dalam yang juga berfungsi sebagai pintu masuk Citadel.
Untuk masuk kedalam komplek
Citadel saat itu, foreigner masuk lewat pintu gerbang sebelah kiri
sedangkan war ga Vietnam masuk lewat pintu kanan. Perbedaan ini ternyata
digunakan untuk membedakan harga tiket masuk yang dijual bagi warga Vietnam dan
Orang Asing. Inilah yang paling tidak menyenangkan di Vietnam, saya harus
mengeluarkan uang VND 30.000,- untuk ongkos bus dari Da Nang ke Hoi An.
Sementara penumpang warga lokal hanya membayar VND 20.000,- untuk asal dan
tujuan yang sama. Demikian juga dengan harga tiket kereta api, terdapat
disparitas harga yang cukup tinggi antara warga lokal dan Orang Asing. Untuk
masuk ke Citadel warga lokal hanya dikenai VND 50.000,- sementara Orang Asing dikenai
VND 150.000,-. Namun saya juga berpikir mundur, saat saya ke Semarang, saya
hanya bayar Rp. 2.000,- untuk masuk ke komplek Sam Pho Kong, sementara Orang
Asing dikenai biaya Rp. 10.000,-. Alangkah baiknya kalau meniru seperti di
Thailand, harga tiket tidak dibedakan antara Orang Thailand dengan Orang Asing,
atau pengetahuan saya yang belum sampai.
Tiket masuk seharga VND 150.000,-
Tiket seharga VND 150.000,- membawa kita untuk memulai explore bagian dalam Citadel. sayangnya saat ini museum yang berada diatas pintu gerbang ditutup dan tidak boleh dimasuki.
Tiket seharga VND 150.000,- membawa kita untuk memulai explore bagian dalam Citadel. sayangnya saat ini museum yang berada diatas pintu gerbang ditutup dan tidak boleh dimasuki.
Sebaiknya menikmati penayangan sejarah yang diceritakan melewati sebuah TV datar lebih dahulu sebelum berkeliling area Citadel.
Komplek Citadel cukup luas, kehancuran disana-sini
akibat perang Vietnam sedikit demi sedikit kelihatan mulai dibenahi. Saya
melihat ada seorang pengrajin yang dengan teliti merestorasi ukiran sebuah
pintu bercat merah.
Seorang pengrajin dengan teliti melakukan restorasi pada sebuah daun pintu kuno.
Bangunan komplek Ibu Suri yang beberapa tahun lalu runtuh terbakar
akibat bom saat ini sudah berdiri kokoh menduplikasi bangunan aslinya. Bangunan
dan isinya tempat singgasana raja tidak boleh diambil gambarnya, entah
alasannya apa, mungkin saja alasan spiritual yang menyangkut masalah
penghormatan.
Berkeliling Citadel memang melelahkan, untuk itu disediakan mobil
listrik dan kereta kuda yang tentu saja harus membayar dalam jumlah yang cukup
besar. Bahkan karena jauhnya jarak antara gerbang luar dan pintu masuk,
disediakan mobil listrik untuk menjemput dan mengantar. Kalau ini sekali jalan
dari gerbang luar sampai pintu masuk atau sebaliknya dipatok tarip VND 50.000,-
Bisa sewa kereta kuda untuk berkeliling
Atau naik mobil listrik.
Akhirnya setelah mampir di sebuah Café untuk minum kopi Vietnam, kami
kembali ke Stasiun Kereta Api Hue, menunggu kereta api yang akan membawa kami
ke Nha Trang …….. dan yang jelas sore ini kami tidak mandi yang bisa saja tidak
mandi sampai lusa…..
Belum baca Bagian - 1 ...klik ini: http://ikutsangsurya.blogspot.co.id/2015/11/12-jam-di-kota-hue-vietnam-tengah.html
Sedangkan awal perjalanan saya bercerita di: http://ikutsangsurya.blogspot.co.id/2015/11/dari-surabaya-ke-ho-chi-minh-lewat.htmlBelum baca Bagian - 1 ...klik ini: http://ikutsangsurya.blogspot.co.id/2015/11/12-jam-di-kota-hue-vietnam-tengah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar