Kamis, 04 Juni 2015

Menyeberang ke Pulau Penang



Setelah matahari bersinar dan sekedar membasuh muka, saya berjalan keluar dari Stasiun Kereta Api Butterworth. Didepan stasiun terdapat Terminal Bus Butterworth yang melayani transportasi dalam kota, antar kota dan antar negara. Sehingga kalau seandainya kita tidak mendapatkan tiket kereta api ke Kuala Lumpur umpamanya, maka cukup banyak bus yang berangkat dengan tujuan Kuala Lumpur, benar-benar memudahkan orang yang hendak bepergian. Coba kalau kita di Stasiun kereta api Surabaya Gubeng dan tidak mendapatkan tiket ke Jogyakarta, maka berpindah tempat ke terminal bus Bungurasih bukan merupakan pekerjaan yang mudah.

Karena saya bertujuan melanjutkan perjalanan ke Penang, maka saya menyusuri jalan berpagar yang menuju ke Terminal Feri penyeberangan. 

Jalan berpagar yang mengarah ke terminal feri penyeberangan.

 Harga tiket untuk menyeberang RM. 1,20 per-orang. Sebaiknya sediakan uang coin , meskipun ada juga loket penukaran uang kertas menjadi uang coin.

Selain pejalan kaki, pembawa motor dan mobil yang akan menyeberang banyak juga.

Kapal penyeberangan cukup banyak, jadi kalau oleh petugas pintu sudah ditutup, tunggu saja sebentar maka pintu akan dibuka kembali karena kapal penyeberangan berikut sudah siap berangkat lagi.

Kapal penyeberangan cukup banyak dan besar-besar. 

Kebanyakan para penyeberang adalah pegawai yang bekerja di P. Penang namun rumahnya di Butterworth

Pemandangan dari sisi lain pelabuhan Butterworth

Nun jauh disana kelihatan jembatan P. Penang yang lebih panjang dari jembatan Suramadu 

Turun dari Feri penyeberangan bisa membeli gorengan atau kue lain yang cukup banyak 

Turun dari Feri Penyeberangan, disepanjang lorong menuju pintu keluar banyak kiosk-kiosk penjual makanan, termasuk jenis gorengan yang banyak dijumpai di Surabaya.
Kembali saya jumpai kemudahan, lepas dari terminal Feri, kita disambut Terminal Bus Kota yang umum disebut dengan nama Jetty.

Terminal Bus Kota Jetty yang menghubungkan seluruh titik di Pulau Penang.


Nama lengkap yang diberikan adalah Weld Quay Ferry & Bus Terminal merupakan terminal utama yang berlokasi disepanjang Weld Quay George Town dan bersebelahan dengan "Pengkalan Raja Tun Uda"
Yang perlu dicatat ialah, semua bus kota yang keluar dari terminal ini selalu meletakkan papan nama Jetty, dan tidak pernah ada nama Weld Quay.

Nama Jetty selalu ada pada bus kota sebagai lokasi tujuan Terminal Bus Weld Quay

Meskipun sudah sampai di P. Penang, saya belum dapat check in di hostel yang sudah dipesan, karena waktu masih terlalu pagi dan check in hostel di Malaysia umumnya dimulai jam 14.00 kurang dari itu bisa dikenai penalty yang cukup tinggi juga. Untuk menghabiskan waktu, di terminal Jetty ada bus kota gratis yang berkeliling di kota tua Georgetown.

Bus Kota gratis keliling Georgetown. Perhatikan tanda CAT (Central Area Transit) pada bus.

Bus CAT parkir di sisi paling tepi dari deretan bus yang siap berangkat dan ada tanda LANE CAT ditiang dekat pintu masuk bus kota.

Peta pemberhentian bus CAT di area Georgetown.

Bus CAT berangkat dari Jetty dan kembali lagi ke Jetty setelah melewati 19 pemberhentian, bus berangkat dengan interval 30 menit sekali. Karena bersifat Hop On Hop Off, maka kita juga dapat naik ditengah jalan, namun tentu saja harus di tempat pemberhentian bus.

Pemberhentian ke 3, daerah Little India.

Karena bus kota di P. Penang tidak mau berhenti kalau tidak di tempat yang ada tanda pemberhentian bus. Tentang Georgetown dengan bus CAT akan saya ceritakan tersendiri.
Mengenai tempat bermalam, saya sarankan kalau ke Penang memilih hotel atau hostel di kawasan Georgetown ini. Karena sebenarnya tujuan wisata ke Penang hampir semua berkumpul di area Georgetown.
Saya sendiri bermalam di daerah Lebuh Chulia, karena jalan ini dilewati bus kota sehingga tidak perlu naik taxi (yang memang tidak akan saya lakukan kalau tidak sangat amat terpaksa). Hostel (saya jarang bermalam di hotel) atau di Penang disebut Rumah Tumpangan cukup murah dan bersih, hanya saja kamar mandi tidak berada di dalam kamar. Sehingga kalau hendak kekamar mandi harus keluar kamar, namun sebagai Traveller hal tersebut bukan merupakan hambatan yang serius.

Hostel atau Rumah Tumpangan tempat saya bermalam.

Situasi malam hari didepan Rumah Tumpangan saya, pedagang kaki lima yang ramai.

Sampai saat ini pengeluaran saya :
1. Menyeberang per-orang dengan feri                     : RM. 1,20
2. Hostel 1 kamar untuk 3 orang selama 2 malam     : Rp. 599.000,-





Tidak ada komentar:

Posting Komentar