Rabu, 03 Juni 2015

Dari Jombang ke Penang



Beberapa saat yang lalu saya sudah bercerita tentang perjalanan dari Surabaya – Kuala Lumpur – Bayan Lepas (Penang) dengan naik pesawat terbang. Kali ini saya ingin bercerita perjalanan saya dari Jombang sampai Penang.

       Jombang sebagai titik awal perjalanan karena saya harus menjemput adik perempuan yang tinggal di Jombang. Dari Jombang naik bus Cepat ke Jogya, karena tiket penerbangan ke Kuala Lumpur yang saya pegang berangkat via Jogya. Lagi pula dari Jombang ke Jogya lebih murah dibanding harus ke Surabaya meskipun jarak relatifnya memang lebih pendek.

Jombang - Jogya naik Bus Cepat turun bandara Adisutjipto.

 Tarif bus Jombang – Jogya lebih murah dibanding tarif angkutan Jombang – Surabaya Juanda. Kemudian airport tax untuk penerbangan internasional jauh lebih murah lewat bandara Adisutjipto dibanding lewat bandara Juanda. Jadi total semua, Rupiah yang saya keluarkan lebih murah lewat Jogya.
Prakiraan saya untuk berangkat dari Jombang jam 12 malam dengan harapan masuk bandara Adisutjipto pagi hari sangat meleset. 

Sampai bandara masih terlalu pagi. bandara masih tutup.

Bus sampai depan pintu gerbang bandara masih sedikit lewat waktu Adzan Subuh, pintu masuk bandara masih di beri pembatas tali, bandara masih sepi. Beberapa keluarga yang mungkin juga berasal dari jauh ada beberapa orang yang sudah lebih dahulu berada di lobi bandara.

 Selfie didepan bandara, sebelum berangkat ke Kuala Lumpur


Masuk Imigrasi bandara belum berubah sejak 4 tahun yang lalu, mumgkin karena tempat tunggu boarding yang sempit sehingga kalau pesawat yang hendak kita tumpangi belum siap tidak di-ijinkan menuju Imigrasi untuk mengurus exit-permit.

 Boarding .....boarding


      
 Mendarat di KLIA2 merupakan pengalaman saya untuk yang pertama kali setelah berkali-kali mendarat di LCCT yang minimalis. 

Jalan menuju pintu keluar


 

Sayang terminal LCCT yang legendaris itu hilang tak berbekas, diganti dengan terminal yang cukup mewah meskipun katanya, kelasnya tetap Low Cost Carrier. Turun dari pesawat  menuju terminal lewat Garbarata, sudah tidak lagi lewat lorong berangin kencang yang bising dengan suara mesin jet, kalau dipikir sudah sangat manusiawi. Loket Imigrasi cukup banyak sehingga antrian tidak terlalu panjang. 

Maem siang dulu di lantai 2 bandara KLIA2

Menuju pintu keluar, penumpang sengaja diputar-putar melewati Mall yang sangat luas.Bus bandara yang menghubungkan bandara KLIA2 – KL Sentral menunggu penumpang berada di Lantai 1, dengan jalan yang agak memutar. Tidak seperti saat di LCCT, maka saat ini tarip bus yang menuju KL Sentral sudah seragam RM 10,- tidak seperti dulu ada yang RM 8,-.

 Bus bandara KLIA2 ke KL Sentral Kuala Lumpur


       Karena hari sudah siang, perjalanan KLIA2 – KL Sentral memakan waktu hampir 2 jam. Ternyata ada teman yang sudah pernah ke Kuala Lumpur tetapi tidak tahu KL Sentral. Maklum juga setiap bepergian selalu ikut Travel Biro, yang tidak mungkin mengajak pesertanya ke KL Sentral. KL Sentral adalah Hub dengan fasilitas transportasi kereta api antara negara (Malaysia – Thailand dan Malaysia – Singapore), kereta api komuter, kereta api lokal, monorel dan bus.

KL Sentral adalah Transportation Hub di Kuala Lumpur
 Dilengkapi dengan Mall


 Setiap Traveller yang melakukan perjalanan mandiri ke Kuala Lumpur pasti mengetahui Hub KL Sentral ini. Saat ini KL Sentral diperluas sampai stasiun Monorel yang berada di Tun Sambathan dengan bangunan Mall berlantai 3 yang luas. 

Antara KL Sentral dengan Stasiun Monorel dihubungkan dengan Mall

Bisa sambil beli jajan untuk oleh-oleh

Penumpang Monorel sudah tidak lagi dapat naik-turun di Tun Sambathan tetapi lewat KL Sentral. Dari KL Sentral sekarang penumpang dapat langsung menuju tempat wisata Bukit Bintang yang terkenal itu tanpa harus ganti kereta.

Nunggu sepur Senandung Langkawi di depan loket stasiun KL Sentral 

Tiket Kereta api Senandung Langkawi. Berangkat jam 23.00 sampai tujuan jam 05.25

AC didalam gerbong ekonomi cukup dingin
  
Ada yang membuat gerbong kereta api di Malaysia berbeda dengan di NKRI, 
di kelas ekonomi ini gerbong yang saya tumpangi memiliki mushola lengkap dengan tempat wudlu

        Saya menuju Penang dengan menggunakan kereta api yang berangkat dari KL Sentral menuju Butterworth berangkat jam 23.00. Kereta api yang saya tumpangi ini namanya Senandung Langkawi, semua kereta api yang berjalan malam hari di Malaysia selalu di dahului dengan kata Senandung. Senandung Langkawi merupakan kereta api internasional yang menghubungkan Kuala Lumpur dengan Hat Jay (Thailand). 

Masuk Stasiun Butterworth masih pagi sekali, jam 06.00 atau jam 05.00 WIB

Sambil nunggu matahari terbit, bersantai dulu di stasiun modern dengan bangku kuno.

Karena Butterworth bukan merupakan setasiun akhir, maka penumpang yang akan ke Penang harus hati-hati, jangan sampai tidur dan ikut sampai perbatasan Padang Besar. Kerea api ini memiliki berbagai kelas, mulai kelas ekonomi sampai kelas VIP dengan tempat tidur. Tarip paling murah yang saya punyai untuk kelas ekonomi adalah RM 19,-. Gerbong kereta api di Malaysia memiliki AC yang sangat dingin, untuk yang tidak tahan harus membawa jaket tebal dan penutup kepala.

Sampai saat ini pengeluaran saya:
1. Bus Jombang - Jogya per-orang                                    Rp.    75.000,-
2. Tiket Kapal Mabur Jogya - Kuala Lumpur per-orang      Rp.  239.000,- 
3. Bus KLIA2 - KL Sentral per-orang                               RM. 10,-
4. Sepur KL Sentral - Butterworth per-orang                     RM.  19,-
(Bersambung ......)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar