Rabu, 23 Januari 2013

Melewati Imigrasi Woodland Singapore



Beberapa kali saya berkunjung ke Singapore, namun belum pernah lewat Bandara atau pelabuhan yang menghubungkan Singapore dengan Batam. Saya ingin berbagi duka saat lewat Imigrasi Woodland sebagai bahan acuan.



Masuk Singapore lewat Johor Bahru sangat hemat dikantong sehingga setiap kali saya ke Singapore selalu lewat Johor Bahru, baik naik kereta api, bus antar negara mupun bus kota. Yang belum saya lakukan adalah naik taxi, sepeda motor atau jalan kaki, mungkin jalan kaki tidak akan di izinkan. Ini merupakan pengalaman saya dengan wajah Melayu yang berasal dari Indonesia, yang identik dengan TKI atau TKW atau pencari kerja.



Naik Kereta Api.

Meskipun ada beberapa kereta api yang berangkat dari KL Sentral menuju Singapura, saya selalu memanfaatkan kereta api yang berangkat jam 23.00 dari KL Sentral. Lumayan perjalanan malam akan menghemat ongkos hotel, hotel di Singapura mahalnya minta ampun.


Didalam perjalanan petugas kereta api akan membagikan kartu imigrasi Singapore bagi penumpang yang akan menuju Singapura.

Kartu ini harus di isi lengkap termasuk hotel atau tempat kita berada di Singapore. Salah satu teman saya masuk Singapore lewat Bandara ditolak keluar imigrasi karena tidak mencantumkan lokasi saat di Singapura.

Enaknya kalau naik kereta api, di imigrasi Johor penumpang tidak perlu turun dari kereta api. 

Petugas imigrasi akan naik diatas kereta dan memberikan tanda tangan departure disebelah cap arrival pada paspor kita. Sehingga kita tidak perlu antri panjang didepan loket imigrasi untuk mendapatkan cap keluar Malaysia. 

Setelah petugas imigrasi turun, kereta api akan melanjutkan perjalanannya menyeberangi selat menuju stasiun akhir Singapura yaitu Woodland.

Naik Bus Antar Negara.

Bus ke Singapura dari manapun umumnya mampir di Larkin, terminal bus yang ada di Johor untuk menurunkan penumpang. Berbeda dengan kalau naik kereta api, maka bus ini akan masuk ke Bangunan Sultan Iskandar, imigrasi dan Bea Cukai Johor Bahru. Semua bagasi dan barang bawaan harus dibawa turun, jangan ada yang tertinggal didalam bus. Penumpang bus harus bergegas, bahkan penumpang yang sudah biasa akan berlari-lari menuju loket imigrasi. Pada jam sibuk, meskipun loket imigrasi yang dibuka banyak, namun antrian juga cukup panjang disetiap loketnya. 
Bus antar negara yang kita tumpangi hanya akan menunggu penumpangnya paling lama 30 menit sesuai dengan perjanjian yang ditulis dibalik tiket. Sopir tidak akan menghitung jumlah penumpang yang tadi bersamanya, penumpang yang tertinggal dapat naik bus dari perusahaan yang sama atau naik bus kota dengan membayar ongkos lagi. Maka dari itu turun dari bus tidak dapat santai kecuali memang akan naik bus dari perusahaan yang sama yang akan datang kemudian.Tetapi harus di ingat, bus berikut  kadang-kadang bisa memakan waktu dua jam baru datang. Setelah mendapat stempel departure segera kembali ke tempat parkir bus. Bus menurunkan kita di tempat kedatangan dan akan parkir ditempat keberangkatan, jadi kita harus mencari bus yang kita tumpangi tadi. Bus akan berangkat menyeberangi selat dan tidak terlalu lama akan berhenti di imigrasi Singapore. Kejadian seperti di Johor Bahru akan berulang kembali di sini. Perlu diketahui bahwa di dua tempat imigrasi ini yang namanya orang keluar masuk tidak hanya puluhan atau ratusan namun ribuan. Sehingga kemungkinan lepas dari teman seperjalanan sangat besar. Apabila sampai ditinggal bus yang kita tumpangi tadi, tidak perlu menangis, gunakan bus kota saja dengan membayar SGD 1,- untuk tujuan Singapura atau MYR 1,- untuk tujuan Johor. Yang celaka tentu saja kalau kita akan menuju Kuala Lumpur atau jurusan lain di Malaysia dan sudah ditinggal oleh bus-nya. Kalau seperti ini berarti uang kita hilang dan harus ke Terminal bus Larkin di Johor Bahru untuk membeli tiket baru dengan bus baru juga.

Naik Bus Kota.

Berangkat dari terminal bus Larkin ada dua bus kota yatu SBS dan Causeway Link yang berwarna kuning menyolok. Kalau tidak salah tarip SBS lebih murah dibanding Causeway Link, karena konon kabarnya SBS itu milik pemerintah Johor. Dari sisi Singapura, bus kota akan berangkat dari Queen Street dan Stasiun Kranji. Meskipun bus kota kalau mau naik harus antri, tidak main serobot. 

Dari sisi Malaysia maupun dari sisi Singapura, saat pagi dan sore hari antrian orang yang akan naik bus kota sangat panjang. Karena disiplin antri, meskipun panjang tidak membuat orang berjubel, semua sabar menunggu gilirannya. 
Ukuran tiket bus sangat kecil, jangan sampai hilang karena bus kota begitu selesai menurunkan penumpang dipintu masuk imigrasi, bus akan pergi untuk mengambil penumpang yang sudah keluar dari pintu keluar imigrasi. Kalau tiket hilang, maka kita harus membayar ongkos lagi (di Malaysia namanya Tambang). 
Keluar dari imigrasi kita harus antri lagi dijalur bus kota yang sesuai dengan bus kota yang kita naiki tadi. Pada jam sibuk, untuk dapat naik bus kota guna melanjutkan perjalanan, baik disisi Singapura maupun disisi Malaysia dapat mencapai 2 jam. Naik bus kota memang sangat amat ribet, namun inilah travelling yang sebenarnya. Berbagai Traveller dari berbagai negara mengatakan kalau melintasi Singapura-Malaysia paling heboh, paling ribet  tetapi menyenangkan.

Di Imigrasi Woodland Singapore.

Untuk saya imigrasi Malaysia merupakan imigrasi yang ramah tamah, bahkan penuh perhatian. 

Pernah saat saya berkunjung ke Melaka, petugasnya bertanya saya sakit apa dan akan berobat di rumah sakit mana? 

Perlu diketahui, Melaka dan Penang saat ini dikembangkan oleh pemerintah untuk menjadi pusat perobatan menyaingi Singapura. 

Namun untuk imigrasi Woodland Singapura saya paling tidak suka, kalau ada skala nilai pelayanan 0 sampai 10 begitu maka imigrasi Singapura akan saya beri nilai 3 sampai 7 tergantung petugasnya. Bagi saya, nilai 10 tentu saja untuk imigrasi Republik Indonesia. 

Didalam ruang imigrasi jangan sekali-kali mengambil gambar, runyam, bisa disita oleh petugas keamanan yang wajahnya sama sekali tidak bersahabat. Dibeberapa tempat dipasang gambar kamera dan handy cam yang dicoret merah. Konon kabarnya, Johor Bahru merupakan pintu ilegal bagi kebanyakan tenaga kerja asing gelap, tetapi yang jelas petugas imigrasi Woodland memang sangat menjengkelkan. Maka dari itu saat masuk imigrasi Woodland cari petugas dengan wajah Melayu, kalau tidak ada cari wajah Cina, nah kalau sedang sial maka kita akan berhadapan dengan petugas wajah India ( jangan mencari wajah India yang seperti Sahrukhan). Memang interogasi merupakan hak mereka karena kita mau masuk kenegaranya. Dengan petugas wajah India kita harus siap mental karena akan diteror dengan berbagai hal yang belum pernah saya rasakan di imigrasi negara-negara yang sudah saya kunjungi.

-mau kemana (untuk yang baru pertama kali ke Singapura bilang saja ke pulau Sentosa).
-ada urusan apa (jawab saja holiday, biar keren)
-punya tiket balik tidak (punya, tunjukkan)
-tidur dimana (maka dari itu jangan lupa dengan nama hotel yang ditulis dikartu imigrasi).
Nah pertanyaan sara (pinjem istilah di NKRI) juga pernah saya alami: “ are you moslem?” sambil melotot.
-bawa uang berapa dollar
-punya kartu kredit apa
-di Indonesia bekerja jadi apa
-gajinya satu tahun berapa (celaka juga, kita terbiasa dengan gaji bulanan).

Teman saya diminta untuk membuka dompet dan menunjukkan jumlah uang yang dibawa diatas meja petugas imigrasi. Untung lembaran uangnya baru semua, bayangkan kalau kumel, kan malu. Menunjukkan kartu kredit minimal jenis Gold kelihatannya lebih dihargai oleh mereka. Sebaiknya jangan membawa rokok, kalau membawa, kotak rokoknya harus dibuka. Membawa dua kotak, ya dua-duanya harus dibuka. Saya melihat ada Traveller bule yang ditahan saat lewat bea cukai karena membawa rokok satu slop. Jangan membawa susu bubuk atau sebangsanya karena akan dicurigai sebagai heroin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar