Dari arahThailand saya masuk
Malaysia sudah pernah melewati Imigrasi Padang Besar dengan naik Kereta api.
Kemudian lewat Imigrasi Sadao dengan menumpang bus dari Hat Jai sampai Terminal
Pudu Kuala Lumpur. Sekarang saya ingin mencari sensasi lain dengan melewati
Imigrasi Sungai Kolok dengan berjalan kaki. Keinginan ini diperkuat dengan
banyaknya berita yang saya baca masalah yang berkembangdi Sungai Kolok.
Meskipun kebanyakkan berita yang saya baca beredar di akhir tahun 2011, dimana
banyak bom yang meledak dan menewaskan beberapa orang dan harta benda di dalam
maupun pinggiran kota Sungai Kolok, tidak menyurutkan keinginan saya untuk
lewat.
Kereta yang saya tumpangi baru saja meninggalkan sebuah stasiun, saya masih agak mengantuk sehingga kadang-kadang saya tertidur meskipun dalam waktu yang pendek, gerbong yang saya tumpangi dimasukki sejumlah tentara dengan senjata lengkap. Tentara ini melakukan penggeledahan barang bawaan penumpang.
Kereta api yang saya tumpangi mulai dari Surat Thani, masuk Stasiun Hat
Jay terlambat 2 jam. Karena tadi malam saya naik kereta tanpa melihat gerbong,
maka di Stasiun Hat Jay ini saya harus turun dan menuju ke belakang rangkaian
kereta untuk masuk kedalam gerbong yang akan terus ke Sungai Kolok. Tidak semua
rangkaian kereta api Bangkok – Sungai Kolok melanjutkan perjalanannya menuju
Sungai Kolok, sebagian besar rangkaian kereta diputus di Stasiun Hat Jay dan
hanya rangkaian kereta bagian belakang saja yang akan terus melanjutkan sampai
Sungai Kolok. Tiket kereta api dengan nomor perjalanan 171 saya beli dengan
harga THB 196,- dari Surat Thani menuju Sungai Kolok. Karena naik ditengah
perjalanan kereta, maka tiket yang saya beli dari jenis STANDEE alias tanpa
tempat duduk. Tapi tidak perlu takut, penumpang yang turun juga banyak,
sehingga saya juga mendapatkan tempat duduk. Stasiun Hat Jay merupakan Stasiun
Junction, artinya ada percabangan arah, dari Hat Jay rel kereta berpisah ada
yang menuju Padang Besar terus Singapura lewat Kuala Lumpur dan menuju Sungai
Kolok yang dulunya dapat mencapai Stasiun Rantau Panjang Malaysia.
Diatas kereta saya merasa iri, mengapa Thailand dengan gerbong yang kuno, dengan lokomotif yang tidak baru mampu mempertahankan perjalanan kereta apinya secara terjadual untuk angkutan masal bagi warganya. Saya kira jaringan kereta api di Indonesia juga sangat bagus, namun saat ini berapa kilometer rel yang kemudian dihanguskan dan tidak lagi ada kereta api yang lewat.
Di Thailand hampir semua gerbong kereta api dari jenis lama yang oleh PT KAI sudah tidak digunakan lagi, namun tetap dipelihara dengan baik, bersih meskipun tidak nyaman.
Diatas kereta saya merasa iri, mengapa Thailand dengan gerbong yang kuno, dengan lokomotif yang tidak baru mampu mempertahankan perjalanan kereta apinya secara terjadual untuk angkutan masal bagi warganya. Saya kira jaringan kereta api di Indonesia juga sangat bagus, namun saat ini berapa kilometer rel yang kemudian dihanguskan dan tidak lagi ada kereta api yang lewat.
Dari atas kereta saya lihat ada tentara bersenjata lengkap berjaga di Stasiun Cho Airong
Kereta yang saya tumpangi baru saja meninggalkan sebuah stasiun, saya masih agak mengantuk sehingga kadang-kadang saya tertidur meskipun dalam waktu yang pendek, gerbong yang saya tumpangi dimasukki sejumlah tentara dengan senjata lengkap. Tentara ini melakukan penggeledahan barang bawaan penumpang.
Semua tas dibuka dan diperiksa oleh tentara bersenjata lengkap. Tetapi mereka berusaha ramah pada penumpang. Tentara yg beroperasi berparas gagah tidak seram.
Tas
ransel saya kelihatannya sedari tadi digebrak-gebrak, mungkin bertanya milik
siapa. Masih belum penuh sadar dari kantuk saya angkat tangan, baru kemudian
tas ransel saya ditinggalkan dan menepuk-nepuk tas-tas yang lain.
Tas harus dibuka dan diperiksa. Kerea api tetap berjalan, tidak berhenti.
Tas yang dibawa pemuda merupakan sasaran yang diperiksa teliti, dibuka dan ditanya kalau ada benda yang dibungkus. Bahkan pemuda dihadapan saya harus meyakinkan tentara yg memeriksanya kalau kotak yang dibawa adalah kotak minuman susu. Kelihatannya berita yang saya ikuti sejak 2011 didaerah Thailand Selatan sampai sekarang masih berlaku, selalu ada pemeriksaan baik diatas kereta api, bus maupun mobil pribadi dan tidak jarang terdengar letusan senjata api dari tempat-tempat tertentu.
Sudah lewat tengah hari saat kereta api yang saya tumpangi masuk
stasiun Sungai Kolok, dalam pikiran saya stasiun Sungai Kolok itu sepi,
ternyata penuh dengan calon penumpang yang akan bepergian ke Hat Jay, Surat
Thani dan Bangkok.
Saya keluar dari stasiun, saya melihat banyak sekali tentara
yang berada di stasiun ini, ternyata dibagian luar stasiun terdapat beberapa
pos penjagaan. Berarti kondisi Sungai Kolok sejak 2011 sampai sekarang belum
berubah. Untuk teman-teman Backpacker, keluar dari halaman stasiun silahkan
belok kiri beberapa meter akan ada pertigaan jalan.
Keluar pagar Stasiun, belok kiri, nyebrang jalan, masuk kepertigaan jalan
Silahkan menyeberang jalan
dan mengikuti pertigaan jalan tersebut. Akan bertemu dengan pasar dengan pusat
makan, dan setelahnya akan bertemu dengan beberapa hotel.
Akan melewati pasar dengan warung-warung makan didalamnya.
Juga jangan terkejut ada penjagaan militer di pinggir jalan
Jangan kaget kalau
dilayani oleh penerima tamu hanya dengan celana pendek tanpa baju yang
berbicara logat Melayu campur Cina. Kelihatannya kehidupan hotel-hotel kecil di
Sungai Kolok tidak sebaik bertahun yang lalu sehingga hotel-hotel tersebut
dikelola sendiri oleh yang punya tanpa mempekerjakan penerima tamu yang cantik.
Deretan hotel disebelah kanan jalan. Dikejauhan ada hotel berbintang.
Namun kalau ada dana berlebih ada juga beberapa hotel yang berbintang.
Rata-rata permalam untuk hotel seperti itu THB 400,- tetapi jangan berharap
mendapatkan Wifi gratis. Di Sungai Kolok beberapa hotel kecil seperti itu
menurut pengamatan saya, semuanya meminta sewa untuk pemakaian internet.
Saya akses internet didekat ATM dan pos jaga militer.
Karena harus membayar untuk akses internet di hotel tempat saya
bermalam, maka saya berjalan dan duduk didepan Stasiun Sungai Kolok untuk
mendapatkan akses Wifi gratis meskipun setiap 20 menit harus berulang log on.
Untuk merasa aman saya duduk disebelah ATM yang tidak jauh dari pos tentara
jaga.
Tiba-tiba didepan saya berhenti panser dengan personil siap tembak berada
diatasnya, sebentar berhenti kelihatannya melakukan pengamatan lalu pelan-pelan
menjauh lagi. Bergidik juga perasaan saya, membayangkan ada peluru nyasar dan
yang jadi sasaran kebetulan saya…..hiiii….. cepat saya log off dari jaringan
Wifi dan berjalan cepat-cepat menuju hotel. Sekitar jam 23.00 saya mendengar
suara tembakkan beruntun, kedengarannya tidak terlalu jauh dari hotel tempat
saya bermalam.
Jalan disamping hotel sepi sekali saya lihat dari jendela kamar,
pada hal itu merupakan jalan utama. Tidak berselang lama, kira-kira 30 menit
setelah bunyi tembakan terdengar sirene ambulance yang melewati jalan disamping hotel….lampu kamar saya padamkan dan saya mencoba cepat tidur dengan harapan besok pagi cepat-cepat meninggalkan Sungai Kolok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar