Senin, 19 Juni 2017

First Travel - Dua Kali Saya Dipermalukan


Dari koran yang saya baca, First travel melakukan Skema Ponzi.
Menurut Wikipedia, skema ini dicetuskan oleh Charles Ponzi yang menjadi terkenal pada tahun 1920. Skema Ponzi didasarkan dari praktek arbitrasi yang berasal dari kupon balasan surat internasional yang memiliki tarif berbeda di masing-masing negara. Keuntungan dari praktik ini kemudian dipakai untuk membayar kebutuhannya sendiri dan investor sebelumnya. Ponzi menyatakan keuntungan bersih setelah mengukur nilai tukar adalah lebih dari 400%. Namun yang tidak dapat dimungkiri dalam keadaan investasi yang dijanjikan, seharusnya ada 160 juta kupon yang dikeluarkan, namun hanya 27 ribu yang terealisasikan. Karena melakukan penipuan seperti ini selanjutnya Charles Ponzi ditangkap dan dipenjara.


Tulisan sebelumnya: Dua kali dipermalukan oleh First Travel

Akhir yang menyedihkan ............


Pemberitahuan melakukan manasik oleh Agen di Surabaya, hati siapa yang tidak senang .... persetan dengan segala rumor negatif. Namun kegembiraan saat akan melakukan manasik terhapus dengan munculnya pemberitahuan.




Bayangkan, semua handai taulan sudah tahu... beberapa teman sudah mengurus surat cuti yang tentu saja tidak mudah. Keberangkatan yang telah di-umumkan tanggal 22 Mei 2017 menjadi tidak jelas, saya diminta untuk menunggu pengumuman lagi besok tanggal 25 April 2017 setelah harus transfer dana sebesar Rp. 2.500.000,- kedalam pundi-pundi First Travel. Karena sudah menjadi tekat dan untuk menutupi malu, maka saya segera transfer uang sebesar itu dengan harapan penundaan keberangkatan tidak terlalu lama dari 22 Mei 2017 yang sudah dijanjikan.

Melakukan manasik di-asuh oleh seorang Uztad, sambil memperhatikan cara memakai baju ihrom kelompok saya banyak gelisahnya karena penundaan keberangkatan ke Tanah Suci.
Hari-hari lewat, tanggal 25 April 2017, jadwal keberangkatan belum juga keluar.


Akhirnya keluar pengumuman lewat WA dari Agen di Surabayapada tanggal 8 Mei 2017 bahwa saya akan berangkat ke tanah Suci tanggal 15 Juni 2017. Alhamdulillah .... meski tertunda akhirnya berangkat juga. Bahkan Agen tempat saya bergabung melakukan pergi ke Jakarta secara bersama-sama. Saya sengaja tidak bergabung karena saya ada rumah di Depok, saya akan ke depok dulu kemudian berangkat ke Cengkareng dari sana. Teman-teman, mengatakan kalau tertundanya saya ternyata di-Rachmati Allah, yaitu umrah dibulan Puasa. Memang jadi orang itu harus bisa menerima kesulitan untuk mendapatkan kebahagiaan. Tersanjung juga saya, jadi orang yang mau menerima cobaan.....cobaannya FirstTravel....... hehehehehe....
Pamit-pamit lagi, mohon maaf kesalahan ..... semoga lancar ...... dan tamparan berikut muncul dari koran yang terbit tanggal 20 Mei 2017.


Tanggal 20 Mei 2017 ada berita yang menyatakan bahwa ratusan jamaah umroh dari First Travel tertahan di Jakarta dan tidak bisa berangkat.



Karena merasa masih ada waktu, dari tanggal 20 Mei 2017, kelompok saya yang akan berangkat 15 Juni 2017 masih optimis bahwa pada tanggal yang dijanjikan kita akan berangkat umrah. Hari-hari dipenuhi doa dan harap sampai dengan munculnya tendangan penalti keras .......
 ...............tanggal 6 Juni 2017.........dan....


.........yang terbit pada tanggal 8 Juni 2017.
Ukuran saya, pemberitahuan tanggal 8 Juni 2017 dari First Travel itu adalah sebuah pemberitahuan yang tidak bermoral, yang menunjukkan betapa rendahnya martabat para pimpinan First Travel.
Yang sangat menyakitkan adalah pengumuman nomor 7, dimana First travel benar-benar melakukan pemerasan pada Jamaah-nya.
Apa lagi kalau membaca pengumuman sebelumnya.



Enak saja mengatakan, kalau tidak setuju, Jamaah boleh refund.
Berarti didalam benak para pimpinan First Travel semua apa yang saya perbuat semata-mata di-ukur dengan uang.

Setelah merasa dipermalukan oleh First Travel sebanyak dua kali, saya juga menderita pengeluaran yang tidak sedikit.
Diantaranya:
Suntik meningtis dan tidak jadi umrah ..........Rp. 305.000,-
Mengambil Paspor dari Jakarta ....................Rp. 100.000,-
Tergesa-gesa memperbaharui Paspor ...........Rp. 355.000,-
Membeli kain seragam First Travel ...............Rp. 250.000,- (jelas-jelas saya dan yang lain tidak mungkin mengembalikan dalam bentuk kain yang belum dijahit. Sehingga kain dengan kualitas sederhana dihargai semahal ini)
Jahit pakaian seragam ................................Rp.   65.000,-
Ongkos kirim mengembalikan umrah kit .......Rp. 200.000,- (Tidak ada atensi untuk menggratiskan biaya kirim barang-barang yang harus dikembalikan, atau diberikan sebagai rasa sesal sudah mengecewakan calon jamaah-nya)
Disamping dana untuk foto, transport kesana-kemari...,.

Tentu saja yang tidak bisa dinilai dengan uang adalah dipermalukan oleh para pimpinan First Travel

Akhirnya saya putuskan untuk menarik semua uang yang telah saya setor lewat Agen Surabaya. Janji yang dibuat secara tertulis oleh atas nama Andika Surachman adalah antara 30 sampai 90 hari kerja. Sekarang yang saya lakukan adalah berharap uang saya dikembalikan oleh First Travel. Saya menganggap bahwa yang bernama Andika Surachman berhutang pada saya yang kalau tidak dikembalikan saya tidak akan pernah merelakan. Sebagai muslim semoga masih sadar, bagaimana dia mempertanggung jawabkan di-akhirat esok saat menghadap Allah.

Backpacker Note’s kali ini.
Jangan bertindak bodoh seperti saya.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar