Hari kedua, 14 Oktober 2017
Tujuan awal pagi hari ini adalah kunjungan menuju ke Wat Arun dengan naik perahu mengarungi sungai Chao Phraya.
Keluar dari hotel masih pagi, sehingga pak sopir bus mungkin lupa jam, sehingga sebelum waktu yang di-ijinkan, bus berputar arah disebuah jalan saat keluar dari hotel. Akibatnya perjalanan tertunda sesaat karena pak sopir harus ber-urusan dengan Polisi. Entah menggunakan jurus yang bagaimana, tidak sampai 15 menit bus sudah melanjutkan perjalanan. Jalanan macet dan ternyata ada banjir dibeberapa ruas jalan.
Saya jadi ingat beberapa tahun yang lalu dengan bulan yang sama, Bangkok memang dilanda banjir. Sehingga istana-pun harus ditanggul dengan kantong-kantong pasir.
Saat banjir tahun2 lalu, untuk naik perahu saya harus memanjat kursi yang disediakan, karena dermaga banjir.
Cukup lambat juga bus berjalan menuju River City yang terletak didekat stasiun kereta api Hua Lamphong. Menyusuri jalan kecil tetapi pas untuk dilewati bus jumbo, akhirnya sampai juga.
Tujuan awal pagi hari ini adalah kunjungan menuju ke Wat Arun dengan naik perahu mengarungi sungai Chao Phraya.
Bus Wisata yang membawa Rombongan PPTI
Keluar dari hotel masih pagi, sehingga pak sopir bus mungkin lupa jam, sehingga sebelum waktu yang di-ijinkan, bus berputar arah disebuah jalan saat keluar dari hotel. Akibatnya perjalanan tertunda sesaat karena pak sopir harus ber-urusan dengan Polisi. Entah menggunakan jurus yang bagaimana, tidak sampai 15 menit bus sudah melanjutkan perjalanan. Jalanan macet dan ternyata ada banjir dibeberapa ruas jalan.
Saat banjir tahun2 lalu, untuk naik perahu saya harus memanjat kursi yang disediakan, karena dermaga banjir.
Stasiun Kereta Api di Bangkok, Hua Lampong.
Lokasi GPS dari River City.
Bagian bangunan River City yang menghadap arah Sungai Chao Phraya.
Menunggu perahu yang akan membawa rombongan ke Wat Arun.
Informasi untuk teman-teman (berkantong tebal dengan uang Bath melimpah tentunya) yang berkunjung ke River City tidak dalam rombongan, disini disediakan perahu wisata yang sifatnya Hop-on, Hop-off. Alias bisa naik - turun - naik lagi di tempat-tempat yg disinggahi, sesuka hati.
Dari peta yang saya baca, perahu ini berhenti pada Pier: Phra Arthit - Thonburi - Tha Maharaj - Wat Arun - Pak Klong - Ratchawongse - RIVER CITY - Sathorn (Saphan Taksin) - Asiatique.
Saat perahu datang......walaaaa.....ternyata untuk masuk kedalamnya harus main arobat....
Belum lagi posisi perahu yang bergerak mendekat dan menjauh dari dermaga.....
Akhirnya perahu start berlayar menuju Wat Arun, ditengah perjalanan perahu melewati kolong jembatan kuno dari konstruksi besi yang di cat hijau. Sementara itu disebelahnya berdiri kokoh jembatan beton yang baru.
Cerita dari Guide Lokal, jembatan ini besi bajanya berasal dari Jawa. Konon katanya besi baja yang berasal dari Jawa sangat kuat, buktinya sampai sekarang jembatan ini masih bisa digunakan. Hanya bagian tengah yang dulu bisa diangkat untuk supaya kapal besar bisa lewat, sekarang sudah tidak bisa lagi diangkat. Tambah satu perbendarharaan saya, besi baja dari Jawa digunakan untu membuat jembatan di Bangkok.
Ditepi sungai saya melihat sebuah perahu yang memang didesain untuk mem-panen tanaman Enceng Gondok. Dari sejarahnya, Enceng Gondok dan Asam Jawa adalah hadiah Presiden NKRI yang pertama, Ir. Soekarno untuk rakyat Siam atau Thailand sekarang.
Sebelum merapat ke demaga Wat Arun, perahu dibawa kebelakang sebuah Wat yang banyak sekali ikannya. Ikannya gemuk-gemuk karena tidak pernah di-usik dan selalu diberi makan roti tawar oleh pengunjung. Menurut Guide Lokal Acyfy Dika Tour, uang hasil penjualan roti ke Wisatawan disumbangkan ke Wat tersebut.
Foto dulu....seluruh rombongan sebelum berbelanja dan menikmati sejarah Wat Arun
Sa watt dhi kha
Lah...sebelum belanja coba lihat dulu harga-harga di Wat Arun tahun 2011 saat saya mau beli kaos.
Daftar harga kaos di Wat Arun tahun 2011
Daftar harga kaos di Wat Arun 2017, ternyata selama 6 tahun harga-harga di pasar Wat Arun tidak berubah. Hanya Rupiah kita yang terus tergerus oleh inflasi, sehingga dalam Rupiah harga garment di Wat Arun jadi mahal. kalau tidak salah, tahun 2011 kurs IDR ke THB adalah 300 rupiah, sementara 2017 sudah menjadi 415 rupiah.
Sip nemu mainan buat calon anak......hehehehe
Souvenir yang tidak pernah padam, gantungan kunci dengan tulisan Thailand tapi made in RRC.
Harga 6 buah THB 50,- bahkan kadang diluar area pasar bisa didapat 12 buah THB 80,-
Souvenir ginian bisa didapat dengan 50 Bath.
Semangat belanja yang terus menggebu, lupa dengan kapasitas perahu yang akan kembali menyeberangkan ke River City.
Entah Bath sudah habis atau lelah atau kepanasan, keluar pasar dan istirahat
Menghitung sisa Bath didompet, hari masih panjang, masih banyak obyek lain.....
Akhirnya.....kembali ke perahu dengan banyak tas kresek berisi berbagai macam oleh2 untuk sanak saudara dan tetangga, biar mereka tahu kalau kita sudah pernah ke Thailand.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar