Siang Pertama, 13 Oktober 2017
Bandara Juanda T2 – Bandara Seri Begawan – Bandara Suvarnabhumi
Karena merupakan perjalanan wisata maka saya tidak lagi membebani punggung saya seperti biasanya dengan backpack yang selalu nyaris mendekati batas maksimum berat bagasi kabin 7 Kg. Sebagai gantinya saya menggunakan troliesbagpack, alias koper dorong yang bertahun lalu saya beli di pasar Shenzen China supaya agak keren dilihat orang.
Pagi-pagi sudah harus kumpul, sambil membawa bendera Acyfy Dika Tour
Padahal penerbangan ke Brunei masih nanti jam 06 lebih
Pesawat yang saya tumpangi juga bukan dari jenis Low Cost Carrier, tapi Full Service meskipun tetap berada pada level Economi Class, kapal mabur milik Kerajaan kaya minyak yaitu Royal Brunei.
Kalau biasanya saya masuk bandara 60 menit sebelum boarding, maka karena merupakan anggota rombongan, jam 03.45 sudah siap di Lobi Bandara T2 Juanda untuk penerbangan jam 06.30. Ngantri didepan counter bagasi untuk nitip tas pakaian, senang juga bepergian tanpa direpoti tas punggung yang seperti Kura-Kura Ninja.
Enak, tidak membuat sakit punggung. Bagpack di masukan bagasi pesawat.
Hehehehehehe.......Angkot antar negara.....mesinnya belum dipanasi
Dilanjutkan proses imigrasi untuk mendapatkan stempel exit permit meninggalkan bumi NKRI.
Penerbangan Royal Brunei BI796 adalah penerbangan Surabaya – Bandar Seri Begawan, sehingga saya harus turun dari pesawat dan transit, menunggu pesawat berikutnya yang akan menerbangi route Bandar Seri Begawan – Bangkok. Transit di Bandar Seri Begawan sedikit ribet, sebab barang bawaan (bagasi cabin) diperiksa lagi termasuk badan penumpang. Meskipun saat meninggalkan Bandara Juanda sudah melewati pemeriksaan, ternyata saya melihat ada juga penumpang yang sedikit kesulitan saat melewati pemeriksaan di Bandara Seri Begawan.
Lobi Bandara Seri Begawan, sepi.
Ada fasilitas Wifi gratis, lumayan bisa untuk hura-hura ke Tanah Air
Kalau mau melakukan kunjungan selama beberapa hari, sebaiknya beli simcard ini di bandara
Menunggu conecting flight sekitar 60 menit, tepat waktu, saya serombongan kembali naik pesawat untuk menyelesaikan perjalanan menuju Bangkok.
Saat mau mendarat pilot menyebut nama Garuda, saya tidak "ngeh". Baru "ngeh" kalau Royal Brunei melakukan sistem co-partner. Pakai kode Garuda kalau terbang ke Indonesia dan pakai kode Thai saat terbang ke Bangkok (tanda panah kuning)
Boarding lagi.....
Bandar Seri Begawan dari balik sayap
Karena penerbangan Full Service....ya ada santap siang
Terakhir saya mendarat di Suvarnabhumi kira-kira 7 tahun yang lalu, sebab Nopember 2016 kemarin saya ke Bangkok mendarat di Dong Mueang. Arsitektur Suvarnabhumi tetap menawan, dan saat saya mendarat, saya melihat pembangunan besar-besaran sedang dilakukan diarea bandara yang luas itu.
Negara Thailand belum mengikuti Malaysia,Vietnam dalammemberike-istimewaan pada sesama warga Asean. Kita masih harus mengisi Imigration Form yang dibagikan oleh awak pesawat saat penerbangan Brunei - Bangkok.
Jangan lupa mengisi Imigration Form yang dibagikan oleh awak kabin, Isi bagian Departure dan Arrival lengkap dan jangan lupa tanda tangan. Sobekan Arrival form jangan sampai hilang, sebab saat meninggalkan Thailand akan diminta.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, antrian imigrasi di Suvarnabhumi cukup lama karena banyaknya orang yang masuk. Tidak seperti di Dong Mueang yang memiliki gate khusus Asean, di Suvarnabhumi gate khusus Asean tidak ada semua Foreigner. Jadi antriannya campur aduk dari berbagai bangsa.
Sa wat dii khrap....Bangkok
Suvarnabhumi Air Port
Ini adalah gambar yang saya ambil beberapa tahun yang lalu saat pertama kali mendarat di Suvarnabhumi Air Port. Antrian imigrasi yang cukup panjang yang kadang juga cukup lama untuk mendapat giliran
Karena banyaknya penerbangan, selesai antri imigrasi jangan lupa membaca petunjuk pengambilan bagasi. Bagage Claim di Suvarnabhumi cukup banyak dengan jarak satu dengan yang lain cukup berjauhan, sehingga salah menunggu dapat terjadi kita harus lari-lari menuju bagage claim yang benar.
Ternyata begasi dari Brunei berada di Lane 17 depan Lane 18 tentunya
Kalau membawa uang USD atau uang kuat lainnya, umpama SGD atau MYR, tukarkan di bandara saja, sebab kurs dibandara cukup bagus dibanding dengan di kota.
Saya hanya berbekal SGD 140,- sisa dari dolan di Singapur, yang saat saya tukar dapat 3.292,80 Bath, lumayan lho. Seperti ini yang saya sebut "uang kuat"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar