Untuk menuju Melaka dari Penang ada dua moda transportasi yang dapat
digunakan, bus dan kereta api yang kemudian disambung dengan bus. Dari Pulau
Penang sendiri ada terminal Sungai Nibong dan Komtar, sedangkan diluar P.
Penang ada terminal bus Butterworth. Tarif berangkat dari P. Penang sedikit
lebih mahal dibanding dengan berangkat dari Butterworth. Namun rata-rata berada
dikisaran RM. 50,-. Kalau bermalam di Georgetown saya sarankan naik bus dari
Butterworth, karena menyeberang ke Butterworth naik Feri gratis sedangkan letak
terminal Sungai Nibong disamping jauh juga jalan menuju kesana selalu macet.
Naik dari Komtar tidak banyak pilihan, hanya beberapa bus yang menggunakan
Komtar sebagai titik pemberangkatan. Dengan berhitung efisiensi anggaran
(transportasi dan hotel) dan optimasi waktu (masih bisa dolan di Penang) saya memilih
menggunakan kereta api Butterworth – Kuala Lumpur Sentral yang berangkat jam
23.00 dengan tarif RM. 19,- untuk kelas ekonomi nanti disambung dengan bus ke
Melaka RM. 10,- yang berangkat dari terminal Bersepadu Selatan.
Perjalanan saya berlanjut ke Melaka, tempat yang setara dengan P. Penang, dimana hubungan sejarah dengan Indonesia masih kental.
Menoleh kebelakang sebentar sambil mengucapkan selamat tinggal kepada daratan P. Penang.
Beli gorengan lagi untuk sangu.
Istirahat dulu di stasiun Butterworth, menunggu kereta api yang akan membawa saya ke KL Sentral.
Berangkat dan datang tepat waktu, kereta api Senandung Langkawi Hat Jay - KL Sentral ini.
Kereta api masuk stasiun KL Sentral masih Subuh. Duduk-duduk dulu sambil minum yang hangat-hangat. Jangan kawatir di stasiun banyak warung buka, ada restoran 24 jam didalamnya. Kalau ingin mandi di lantai 1 didekat mushola ada kamar mandi. Saat yang lalu untuk mandi taripnya RM. 5,- tetapi sekarang naik menjadi RM. 10,- . Walaaahhh mandi kok Rp. 37.000,- Akhirnya saya tidak mandi, nanti mandi di Melaka saja ....... hehehehe. Tapi untuk yang punya hobi ke kamar kecil, tempat buang hajat di stasiun KL Sentral cukup banyak, bersih dan gratis. Tidak jarang Traveller-traveller menggunakan air pembersih yang ada di WC untuk mandi ..... hiiiiiiiiii ......
Setelah agak siang, saya beranjak menuju terminal bus Bersepadu Selatan. Untuk itu harus naik komuter. Namun semua dapat dikerjakan di KL Sentral ini tanpa harus berpindah-pindah yang melelahkan. Tiket seharga RM. 1,- cukup untuk mengantarkan saya dari stasiun KL Sentral ini menuju stasiun Bandar Tasik Selatan.
Dari stasiun Bandar Tasik Selatan menuju terminal bus Bersepadu Selatan dihubungkan dengan eksalator, lift untuk difabel dan lansia serta jembatan penghubung. Ini adalah pemandangan ke-arah terminal bus dari jembatan penghubung.
Masuk kedalam terminal .....mak nyeessss .... dingin AC, tidak sumuk, harum dan tidak pesing dan pengap asap rokok seperti ciri khas sebuah terminal bus.
Setelah beli tiket bus,...oh ya teman-teman.....jangan lupa menaruh paspor ditempat yang mudah di-ambil. Sebab utuk membeli tiket bus saja kita pasti diminta ID Card, baik penduduk maupun pendatang, nah karena saya adalah Foreigner maka harus unjuk paspor biar tidak disebut Pendatang Haram. Sekarang maem dulu biar tidak kelaparan.
Keberangkatan bus tidak boleh sembarangan, ada jadwal yang terpampang di monitor....kok seperti kapal mabur saja. Penumpang tidak boleh mendekati bus kalau belum dipanggil Kaki Tangan Bus. Bus akan siap di pemberangkatan 15 menit sebelum waktu berangkat.....nah....penumpang lalu dipanggil ..... boarding .... pas dengan waktu yang tertera di tiket, bus berangkat biarpun penumpangnya cuma 10 orang. Naik bus antar kota di Malaysia jangan harap dapat melihat kota-kota lain. Naik bus dari Jombang ke Jogya bisa lihat kota-kota Madiun, Solo dan Klaten. Disisni tidak bisa, bus keluar terminal langsung masuk Express Way (Lebuh Raya) dan keluar dari Express Way sudah sampai kota tujuan. Mending naik sepur, bisa lihat sawah, hutan dan pemandangan lain. Didalam bus cuma ada sopir dan penumpang, tidak ada awak bus lain yang teriak-teriak ....kosong.....kosong.....
Dari terminal bus antar bandar, saya berpindah menuju terminal bus domesik atau bus kota. Jaraknya lumayan jauh juga meskipun masih berada dalam satu bangunan. Tidak berbeda dengan keadaan di negara kita, saya melihat adanya kemunduran mutu bangunan dan situasi didalam bangunan. Kalau dibandingkan dengan kondisi 2 tahun yang lalu, maka keadaan Melaka Sentral masih lebih baik saat itu. Berbeda dengan Penang dan Kuala Lumpur yang terus memangun dan meeawat yang sudah ada.
Saya menuju Platform 17, setiap Platform memiliki route bus kota yang berbeda-beda. Bus kota nomor 17 ini menuju pusat kota melewati tempat-tempat wajib kunjung wisatawan. Sehingga bus ini paling banyak diserbu calon penumpang.
Untuk teman-teman yang belum pernah mengunjungi Melaka dan berencana ke-sana sebagai Traveller mandiri, saya sarankan untuk menggunakan bus ini dan turun di pemberhentian Menara Tamping Sari. Ongkos ( mereka menyebut tambang ) RM. 1,50 kita berikan kepada sopir saat kita naik dengan menyebut tujuan kita. Sebut saja kalau kita turun Tamping Sari, tuuhhh bentuk menaranya, dari jauh sudah kelihatan. Mudah kok identifikasinya, setelah bus lewat bangunan yg di-cat merah (cat khusus bangunan yang dilindungi Unesco) lalu ada gereja, lalu ada kapal (museum) ..... naaahhh siap-siap turun tepat didepan menara Tamping Sari.
Dari stasiun Bandar Tasik Selatan menuju terminal bus Bersepadu Selatan dihubungkan dengan eksalator, lift untuk difabel dan lansia serta jembatan penghubung. Ini adalah pemandangan ke-arah terminal bus dari jembatan penghubung.
Masuk kedalam terminal .....mak nyeessss .... dingin AC, tidak sumuk, harum dan tidak pesing dan pengap asap rokok seperti ciri khas sebuah terminal bus.
Setelah beli tiket bus,...oh ya teman-teman.....jangan lupa menaruh paspor ditempat yang mudah di-ambil. Sebab utuk membeli tiket bus saja kita pasti diminta ID Card, baik penduduk maupun pendatang, nah karena saya adalah Foreigner maka harus unjuk paspor biar tidak disebut Pendatang Haram. Sekarang maem dulu biar tidak kelaparan.
Keberangkatan bus tidak boleh sembarangan, ada jadwal yang terpampang di monitor....kok seperti kapal mabur saja. Penumpang tidak boleh mendekati bus kalau belum dipanggil Kaki Tangan Bus. Bus akan siap di pemberangkatan 15 menit sebelum waktu berangkat.....nah....penumpang lalu dipanggil ..... boarding .... pas dengan waktu yang tertera di tiket, bus berangkat biarpun penumpangnya cuma 10 orang. Naik bus antar kota di Malaysia jangan harap dapat melihat kota-kota lain. Naik bus dari Jombang ke Jogya bisa lihat kota-kota Madiun, Solo dan Klaten. Disisni tidak bisa, bus keluar terminal langsung masuk Express Way (Lebuh Raya) dan keluar dari Express Way sudah sampai kota tujuan. Mending naik sepur, bisa lihat sawah, hutan dan pemandangan lain. Didalam bus cuma ada sopir dan penumpang, tidak ada awak bus lain yang teriak-teriak ....kosong.....kosong.....
Tempat duduk yang nyaman dan lebar, karena menggunakan ukuran badan orang Eropa.
Dua jam perjalanan, dari dalam bus kelihatan terminal bus Melaka Sentral. Seperti halnya KL Sentral, maka Melaka Sentral juga berfungsi sebagai hub transportasi diseluruh wilayah Melaka ( mereka menyebut sebagai transportasi domestik) sampai keluar Melaka ( Malaysia dan Luar Negeri ). Bagian dalam bangunan dilengkapi dengan berbagai keperluan belanja sampai bank untuk remitansi pengiriman uang. Ada BNI juga yang saya lihat banyak dikunjungi para saudara kita yang menjadi TKI/TKW. Dipelataran bangunan ada jembatan panjang yang menghubungkan dengan mall besar Tesco.
Saya menuju Platform 17, setiap Platform memiliki route bus kota yang berbeda-beda. Bus kota nomor 17 ini menuju pusat kota melewati tempat-tempat wajib kunjung wisatawan. Sehingga bus ini paling banyak diserbu calon penumpang.
Untuk teman-teman yang belum pernah mengunjungi Melaka dan berencana ke-sana sebagai Traveller mandiri, saya sarankan untuk menggunakan bus ini dan turun di pemberhentian Menara Tamping Sari. Ongkos ( mereka menyebut tambang ) RM. 1,50 kita berikan kepada sopir saat kita naik dengan menyebut tujuan kita. Sebut saja kalau kita turun Tamping Sari, tuuhhh bentuk menaranya, dari jauh sudah kelihatan. Mudah kok identifikasinya, setelah bus lewat bangunan yg di-cat merah (cat khusus bangunan yang dilindungi Unesco) lalu ada gereja, lalu ada kapal (museum) ..... naaahhh siap-siap turun tepat didepan menara Tamping Sari.
Turun dari bus, usahakan menyeberang jalan yang lebar itu, lalu jalan ke arah kanan sampai bertemu jalan yang kearah kiri. Ini adalah Jl. PM, ada lorong PM1, PM2 dan seterusnya. Silahkan pilih sendiri Hotel, Hostel atau lainnya sesai dengan selera dan ketebalan kantong masing-masing. Untuk saya ini adalah lokasi yang paling tepat di Melaka, semua tempat wisata dapat ditempuh dengan jalan kaki dari Jl. PM ini.
Lhaaaa ..... saya cari yang paling muraaahhhh ....."Sayang Selalu Backpackers Hostel" seperti gambar di-atas.
Pengeluaran saya per-orang :
Lhaaaa ..... saya cari yang paling muraaahhhh ....."Sayang Selalu Backpackers Hostel" seperti gambar di-atas.
Pengeluaran saya per-orang :
Kereta api
Butterworth – KL Sentral RM. 19,-
Komuter KL Sentral
– Bersepadu Selatan RM. 1,-
Bus Bersepadu
Selatan – Melaka Sentral RM. 10,-
Bus Kota RM.
1,50
Hostel untuk 3
orang selama 2 malam Rp.
390.434,- (ini betul, sesuai tagihan CC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar