Beberapa saat yang lalu saya
sudah bercerita tentang perjalanan dari Surabaya – Kuala Lumpur – Bayan Lepas
(Penang) dengan naik pesawat terbang. Kali ini saya ingin bercerita perjalanan
saya dari Jombang sampai Penang.
Jombang sebagai titik awal perjalanan karena saya harus menjemput adik
perempuan yang tinggal di Jombang. Dari Jombang naik bus Cepat ke Jogya, karena
tiket penerbangan ke Kuala Lumpur yang saya pegang berangkat via Jogya. Lagi
pula dari Jombang ke Jogya lebih murah dibanding harus ke Surabaya meskipun
jarak relatifnya memang lebih pendek.
Tarif bus Jombang – Jogya lebih murah dibanding tarif angkutan Jombang – Surabaya Juanda. Kemudian airport tax untuk penerbangan internasional jauh lebih murah lewat bandara Adisutjipto dibanding lewat bandara Juanda. Jadi total semua, Rupiah yang saya keluarkan lebih murah lewat Jogya.
Prakiraan saya untuk berangkat dari Jombang jam 12 malam dengan harapan masuk bandara Adisutjipto pagi hari sangat meleset.
Jombang - Jogya naik Bus Cepat turun bandara Adisutjipto.
Tarif bus Jombang – Jogya lebih murah dibanding tarif angkutan Jombang – Surabaya Juanda. Kemudian airport tax untuk penerbangan internasional jauh lebih murah lewat bandara Adisutjipto dibanding lewat bandara Juanda. Jadi total semua, Rupiah yang saya keluarkan lebih murah lewat Jogya.
Prakiraan saya untuk berangkat dari Jombang jam 12 malam dengan harapan masuk bandara Adisutjipto pagi hari sangat meleset.
Sampai bandara masih terlalu pagi. bandara masih tutup.
Bus sampai depan pintu gerbang bandara masih sedikit lewat waktu Adzan Subuh, pintu masuk bandara masih di beri pembatas tali, bandara masih sepi. Beberapa keluarga yang mungkin juga berasal dari jauh ada beberapa orang yang sudah lebih dahulu berada di lobi bandara.
Selfie didepan bandara, sebelum berangkat ke Kuala Lumpur
Masuk Imigrasi bandara belum berubah sejak 4 tahun yang lalu, mumgkin
karena tempat tunggu boarding yang sempit sehingga kalau pesawat yang hendak
kita tumpangi belum siap tidak di-ijinkan menuju Imigrasi untuk mengurus
exit-permit.
Boarding .....boarding
Mendarat di KLIA2 merupakan pengalaman saya untuk yang pertama kali setelah berkali-kali mendarat di LCCT yang minimalis.
Jalan menuju pintu keluar
Sayang terminal LCCT yang legendaris itu hilang tak berbekas, diganti dengan terminal yang cukup mewah meskipun katanya, kelasnya tetap Low Cost Carrier. Turun dari pesawat menuju terminal lewat Garbarata, sudah tidak lagi lewat lorong berangin kencang yang bising dengan suara mesin jet, kalau dipikir sudah sangat manusiawi. Loket Imigrasi cukup banyak sehingga antrian tidak terlalu panjang.
Maem siang dulu di lantai 2 bandara KLIA2
Karena hari sudah siang, perjalanan KLIA2 – KL Sentral memakan waktu
hampir 2 jam. Ternyata ada teman yang sudah pernah ke Kuala Lumpur tetapi tidak
tahu KL Sentral. Maklum juga setiap bepergian selalu ikut Travel Biro, yang
tidak mungkin mengajak pesertanya ke KL Sentral. KL Sentral adalah Hub dengan
fasilitas transportasi kereta api antara negara (Malaysia – Thailand dan
Malaysia – Singapore), kereta api komuter, kereta api lokal, monorel dan bus.
Setiap Traveller yang melakukan perjalanan mandiri ke Kuala Lumpur pasti mengetahui Hub KL Sentral ini. Saat ini KL Sentral diperluas sampai stasiun Monorel yang berada di Tun Sambathan dengan bangunan Mall berlantai 3 yang luas.
Penumpang Monorel sudah tidak lagi dapat naik-turun di Tun Sambathan tetapi lewat KL Sentral. Dari KL Sentral sekarang penumpang dapat langsung menuju tempat wisata Bukit Bintang yang terkenal itu tanpa harus ganti kereta.
Saya
menuju Penang dengan menggunakan kereta api yang berangkat dari KL Sentral
menuju Butterworth berangkat jam 23.00. Kereta api yang saya tumpangi ini
namanya Senandung Langkawi, semua kereta api yang berjalan malam hari di
Malaysia selalu di dahului dengan kata Senandung. Senandung Langkawi merupakan
kereta api internasional yang menghubungkan Kuala Lumpur dengan Hat Jay
(Thailand).
KL Sentral adalah Transportation Hub di Kuala Lumpur
Dilengkapi dengan Mall
Setiap Traveller yang melakukan perjalanan mandiri ke Kuala Lumpur pasti mengetahui Hub KL Sentral ini. Saat ini KL Sentral diperluas sampai stasiun Monorel yang berada di Tun Sambathan dengan bangunan Mall berlantai 3 yang luas.
Antara KL Sentral dengan Stasiun Monorel dihubungkan dengan Mall
Bisa sambil beli jajan untuk oleh-oleh
Penumpang Monorel sudah tidak lagi dapat naik-turun di Tun Sambathan tetapi lewat KL Sentral. Dari KL Sentral sekarang penumpang dapat langsung menuju tempat wisata Bukit Bintang yang terkenal itu tanpa harus ganti kereta.
Nunggu sepur Senandung Langkawi di depan loket stasiun KL Sentral
Tiket Kereta api Senandung Langkawi. Berangkat jam 23.00 sampai tujuan jam 05.25
AC didalam gerbong ekonomi cukup dingin
Ada yang membuat gerbong kereta api di Malaysia berbeda dengan di NKRI,
di kelas ekonomi ini gerbong yang saya tumpangi memiliki mushola lengkap dengan tempat wudlu
Masuk Stasiun Butterworth masih pagi sekali, jam 06.00 atau jam 05.00 WIB
Sambil nunggu matahari terbit, bersantai dulu di stasiun modern dengan bangku kuno.
Sampai saat ini pengeluaran saya:
1. Bus Jombang - Jogya per-orang Rp. 75.000,-
2. Tiket Kapal Mabur Jogya - Kuala Lumpur per-orang Rp. 239.000,-
3. Bus KLIA2 - KL Sentral per-orang RM. 10,-
4. Sepur KL Sentral - Butterworth per-orang RM. 19,-
(Bersambung ......)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar